Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah. Asal tahu saja, nilai tukar rupiah di pasar spot berhasil rebound dan ditutup menguat 0,7% ke ke level Rp 16.480 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (3/3).
Nilai tukar rupiah tersebut, masih melemah bila dibandingkan dengan asumsi dalam ekonomi makro APBN 2025 mencapai Rp 16.100 per dolar AS.
Koreksi rupiah makin terasa di pekan terakhir bulan Februari 2025. Di mana, pada Jumat (28/3), rupiah tembus ke Rp 16.596 per dolar AS, rekor penutupan paling buruk sejak Juni 1998.
Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Edi Susianto mengungkapkan, salah satu jurus andalan BI dalam menjaga stabilitas rupiah, adalah dengan triple intervention, atau intervensi di pasar spot, untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah lebih lanjut.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 16.480 Per Dolar AS Pada Hari Ini, Paling Kuat di Asia
“Dan juga melakukan komunikasi dengan pelaku pasar,” tutur Edi kepada Kontan, Senin (3/3).
Selain itu, BI juga melihat posisi cadangan devisa Indonesia saat ini masih sangat cukup dan aman untuk melakukan intervensi rupiah.
Sebagaimana diketahui, cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2025 tercatat sebesar US$ 156,1 miliar. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan posisi pada akhir Desember 2024 sebesar US$ 155,7 miliar.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, BI selalu berada di pasar dan hampir setiap hari melakukan intervensi untuk menjaga nilai tukar rupiah, baik di pasar spot, maupun Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).
“Hampir setiap hari kita intervensi baik di pasar spot maupun DNDF agar rupiah tetap stabil,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (19/2).
Selanjutnya: Laba Bank Thailand Pengendali Bank Maspion (BMAS) Tumbuh 14,6% Tahun 2024
Menarik Dibaca: Daftar Sayuran yang harus Dihindari Penderita Asam Urat saat Buka Puasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News