kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.472   -20,01   -0,27%
  • KOMPAS100 1.157   -2,48   -0,21%
  • LQ45 917   -3,39   -0,37%
  • ISSI 226   0,21   0,09%
  • IDX30 472   -2,43   -0,51%
  • IDXHIDIV20 569   -3,32   -0,58%
  • IDX80 132   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 140   -0,20   -0,14%
  • IDXQ30 157   -0,81   -0,51%

Ruki merasa terbebani tumpukan kasus di KPK


Selasa, 03 Maret 2015 / 11:44 WIB
Ruki merasa terbebani tumpukan kasus di KPK
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden berpidato tentang menghindari gagal bayar dan Perjanjian Anggaran Bipartisan, di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, 2 Juni 2023.


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA.  Ketua sementara Komisi Pemberantasan Korupsi Taufiequrachman Ruki mengatakan, saat ini ada 36 kasus di tingkat penyidik yang ditangani KPK. Menurut dia, jumlah tersebut terlalu banyak untuk diselesaikan hingga masanya sebagai pimpinan sementara berakhir pada Desember mendatang.

"Bayangkan, dalam 10 bulan ini, saya mesti menyelesaikan 36 kasus. Itu bukan pekerjaan yang ringan. Sebanyak 36 perkara yang jelas menjadi beban, tidak boleh dinafikan," ujar Ruki di Gedung KPK, Jakarta, Senin (2/3) malam.

Ruki tidak ingin membebani kepemimpinan KPK periode selanjutnya sehingga ia menargetkan kasus-kasus tersebut selesai akhir tahun. Namun, ia menyangsikan penyidik KPK mampu menyelesaikan puluhan kasus itu.

"Bareskrim pun mengatakan, 'Aduh, mereka enggak sanggup kalau menyelesaikan 36 kasus, tidak akan kuat'. Apakah penyidik KPK akan kuat?" kata Ruki.

Situasi makin sulit karena mantan Menteri Agama Suryadharma Ali dan mantan Ketua Komisi VII DPR, Sutan Bhatoegana, mengikuti langkah Komjen Budi Gunawan dengan mengajukan gugatan praperadilan. Menurut dia, hal tersebut menambah beban kerja KPK di luar proses penyelidikan dan penyidikan.

"Jadi, betapa besarnya yang mesti kita hadapi. Kalau tidak, maka saya akan memberikan utang perkara pada pemimpin tahun 2016 ke depan hingga 2020. Kalau bisa, ya syukur. Kalau tidak bisa, ya entah bagaimana caranya," kata Ruki. (Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×