kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Rizal Ramli beberkan dosa IMF di korupsi BLBI


Selasa, 02 Mei 2017 / 15:56 WIB
Rizal Ramli beberkan dosa IMF di korupsi BLBI


Reporter: Teodosius Domina | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Usai diminta kesaksian soal korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mantan menteri Rizal Ramli mengatakan kasus ini merupakan dampak dari rekomendasi IMF terhadap Indonesia.

Menurutnya, ia dipanggil lantaran dianggap tahu soal mekanisme pengambilan kebijakan soal BLBI ini. Mantan menteri koordinator perekonomian pada masa Presiden Abdurrahman Wahid ini, juga menyoroti ada tiga hal yang merupakan intervensi IMF sehingga membuat perekonomian nasional kacau.

"IMF sarankan tingkat bunga bank dari 18% rata-rata dinaikkan menjadi 80% sehingga banyak perusahaan yang sehat pada bangkrut. Mana tahan dengan bunga 80%," ujar Rizal di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta, Selasa (2/5).

"Kedua, IMF perintahkan supaya ditutup 16 bank kecil-kecil. Tahun 1998. Tapi begitu bank kecil ditutup rakyat tidak percaya pada semua bank di Indonesia, apalagi bank swasta. Pada mau narik uangnya, rush, dari bank-bank besar seperti BCA, Danamaon. Bank ini nyaris bangkrut, collapse. Akhirnya pemerintah terpaksa nyuntik BLBI senilai US$ 80 milyar. Ini termasuk penyelamatan bank terbesar di dunia," imbuhnya.

Rekomendasi ketiga dari IMF ialah soal dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 74%. Dua hari sebelum kebijakan tersebut diteken pemerintahan Soeharto, Rizal mengaku bertemu dengan Direktur IMF untuk Asia-Pasifik, Hubert Neiss di Hotel Grand Hyaat.

Rizal menceritakan, Hubert memprediksi rekomendasi IMF soal kenaikan BBM tidak akan berdampak besar. Namun, prediksi itu salah. Ternyata setelah kenaikan harga BBM terjadi kerusuhan di Makassar, kemudian di Solo dan di Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×