kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Rini Soemarno: Petral banyak ruginya


Rabu, 19 November 2014 / 20:18 WIB
Rini Soemarno: Petral banyak ruginya
ILUSTRASI. Film Cross The Line dibintangi Shenina Cinnamon dan Chicco Kurniawan, dijadwalkan tayang di Netflix pada pekan ini.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno mendukung rencana pengkajian ulang anak perusahaan Pertamina, Petral. Rini menilai, Petral selama ini lebih banyak merugikan negara sehingga perlu dilakukan evaluasi total terhadap Petral.

“Kalau saya lihat sih banyak ruginya,” ujar Rini di Istana Kepresidenan, Rabu (19/11).

Menurut Rini, ia bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said memiliki pandangan yang sama terkait keberadaan Petral. Untuk menindaklanjuti ini, Tim Reformasi Tata Kelola Migas sedang melakukan investigasi.

“Tentunya kami menunggu dari apa, dari tim Pak Faisal, yang tujuannya kan bagaimana kita memperbaiki sistem secara total. Oleh karena itu, apa namanya kita akan yakin, kita merasa hasilnya yakin akan yang terbaik," kata Rini.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar keberadaan anak perusahaan Pertamina, Petral dikaji total oleh Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dipimpin oleh Faisal Basri. Pemerintah bahkan menegaskan akan menutup Petral setelah hasil investigasi keluar.

"Arahan Beliau (presiden), meminta Menteri BUMN dan Menteri ESDM untuk melakukan review secara menyeluruh PT Petral. Gunanya untuk meyakinkan pengelolaan PT Petral dilakukan secara transparan dan akuntabel serta digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa," kata Menteri ESDM Sudirman Said di istana kepresidenan, Rabu (19/11).

Sudirman mengatakan, apabila Petral ternyata tak memberikan manfaat bagi negara, pemerintah membuka peluang untuk menutup Petral. "Maka dibuka kemungkinan, kalau bisa ditutup, ya ditutup. Tapi terlebih dulu dilakukan review," katanya.

Pelaksanaan kaji ulang ini akan dilakukan oleh tim reformasi tata kelola migas. Tim itu diberi waktu untuk bekerja selama 6 bulan. Pekan depan, kata Sudirman, tim akan berangkat ke Singapura.

"Pekan depan, tim akan berangkat ke Singapura diskusi dengan manajemen Pertamina. Pekan depan juga, saya dan ibu Rini (Menteri BUMN) akan mendapat laporan awal," ucap dia.

Petral merupakan anak perusahaan Pertamina yang berbasis di Singapura. Petral berfungsi sebagai pelaksana tunggal tender impor minyak ke Indonesia. Banyak pakar mengkritik keberadaan Petral lantaran dianggap memonopoli pengadaan minyak ke Indonesia yang berpengaruh atas harga. Pembekuan Petral kerap disebut-sebut langkah memberantas mafia di sektor migas. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×