kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Rincian Pertumbuhan Ekonomi di Era Jokowi, 2022 Tertinggi


Selasa, 07 Februari 2023 / 04:27 WIB
Rincian Pertumbuhan Ekonomi di Era Jokowi, 2022 Tertinggi


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 mencapai 5,31%. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, ini merupakan pertumbuhan tertinggi sepanjang masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 merupakan angka tertinggi dalam 8 tahun terakhir atau sejak 2013 yang kala itu tercatat tumbuh sebesar 5,56%. 

"Secara kumulatif di tahun 2022 ekonomi mampu tumbuh di angka 5,31 persen, dan ini merupakan angka yang tertinggi sejak masa pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (6/2/2023). 

Sebagai informasi, Jokowi diketahui mulai menjabat sebagai Presiden RI pada Oktober 2014. Adapun secara rinci pertumbuhan ekonomi di era Jokowi yakni:

  • 2014 sebesar 5,01%
  • 2015 sebesar 4,88%
  • 2016 sebesar 5,03%
  • 2017 sebesar 5,07%
  • 2018 sebesar 5,17%
  • 2019 sebesar 5,02%
  • 2000 sebesar -2,07%
  • 2021 sebesar 3,70%

Selain itu, lanjut Airlangga, kinerja ekonomi tahun lalu juga sudah melampaui level sebelum pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Ekonom: Upaya BI Berhasil dalam Menjaga Inflasi Inti Bergerak di Bawah 4%

Pada tahun 2019, tercatat ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,02%. Menurut data BPS, secara nominal produk domestik bruto (PDB) di 2022, baik atas dasar harga berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga konstan (ADHK), telah melampaui level sebelum pandemi. 

Pada 2022, PDB berdasarkan ADHB tercatat sebesar Rp 19.588,4 triliun, lebih tinggi dari ADHB tahun 2019 yang sebesar Rp 11.710 triliun. 

Sementara PDB berdasarkan ADHK tercatat sebesar Rp 11.710,4 triliun di 2022, lebih tinggi dari ADHK di 2019 yang sebesar Rp 10.950 triliun. 

"Pertumbuhan ini (di 2022) juga jauh lebih tinggi dari angka pre-covid yaitu yang rata-rata sebesar 5% sebelum pandemi," kata Airlangga Hartarto. 

Dia mengatakan, laju ekonomi 2022 didorong kinerja konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,93%, investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 3,87%, ekspor tumbuh 16,28%, dan impor tumbuh 14,75%.

Lalu konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) yang tumbuh 5,64%. Sementara konsumsi pemerintah terkontraksi sebesar 4,51% di tahun lalu. 

Baca Juga: Jika Subsidi Listrik dan BBM Dicabut, APBN Bisa Tak Defisit

Adapun dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi 2022 utamanya ditopang pertumbuhan sektor industri sebesar 4,89% yang kontribusinya 18,34% terhadap PDB nasional. 

Meski demikian, transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum menjadi sektor lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi dengan masing-masing sebesar 19,87% dan 11,97%. 

"Tentunya ini diakibatkan dari mobilitas masyarakat, peningkatan kunjungan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara," ucapnya. 

Airlangga pun berharap, berbagai indikator pertumbuhan ekonomi yang positif di sepanjang tahun lalu itu bisa menjadi modal untuk mendorong perekonomian 2023 di tengah risiko pelemahan ekonomi global. 

"Beberapa leading indikator itu menunjukkan prospek cerah dari pertumbuhan ekonomi yang diharapkan menjadi penopang di tahun 2023," pungkas Airlangga Hartarto.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul " Ekonomi 2022 Tumbuh 5,31 Persen, Menko Airlangga: Tertinggi di Masa Pemerintahan Jokowi"
Penulis : Yohana Artha Uly
Editor : Akhdi Martin Pratama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×