Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Presiden Joko Widodo berharap Indonesia bisa melepas ketergantungannya terhadap dollar Amerika Serikat. Salah satu caranya, dengan lebih memanfaatkan fasilitas billateral currency swap dengan China.
Pemerintah berencana memperbesar kuota kerjasama kurs ini menjadi US$ 20 miliar atau sekitar Rp 260 triliun. Sebelumnya, nilai kerja sama dengan China ini hanya sekitar Rp 175 triliun.
Menurut Jokowi, kerjasama ini untuk membantu likuiditas sektor keuangan Indonesia dalam mendanai aktivitas perdagangan kedua negara. Sebelumnya, pemerintah Indonesia memang dikabarkan akan mulai melakukan transaksi perdagangan dengan China tanpa mata uang Dollar AS.
Sebetulnya, Indonesia memiliki kerjasama terkait billateral swap dengan beberapa negara selain China, seperti Jepang, negara-negara ASEAN dan Korea Selatan. "Kita memang harus mengurangi ketergantungan terhadap dollar," ujar Jokowi di Antalya, Turki
Wakil presiden Jusuf Kalla menambahkan, kerjasama itu memang bisa diaktifkan jika pemerintah membutuhkan. Namun, belum ada kepastian waktunya. JK menilai, semua kerjasama itu penting dalam menjaga ketahanan moneter dalam negeri.
Sebelumnya, pemerintah dikabarkan tengah menyiapkan rencana untuk mengaktifkan billateral swap dengan China untuk perdagangan tahun 2016. Diperkirakan 30% dari total perdagangan Indonesia-China akan memakai mata uang perdagangan Renminbi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News