Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara G20 di Meksiko sudah usai. Salah satu agenda yang sudah diusulkan oleh pemerintah dalam pertemuan berikutnya adalah meminta penambahan jumlah perwakilan Indonesia dalam Financial Stability Board (FSB).
Alasan penambahan ini adalah adanya peralihan pengawasan lembaga keuangan di Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013. Menteri Keuangan Agus Martowardojo telah mengungkapkan alasan saat pertemuan di Meksiko City awal pekan ini. "Mulai tahun 2013, pengawasan sektor keuangan tidak hanya oleh Bank Indonesia (BI), tapi juga oleh OJK. Kita berharap keanggotaan kita lebih dari satu (dalam FSB)," ujarnya, Jumat (9/11).
Asal tahu saja, FSB adalah lembaga yang dibentuk oleh negara G20 sebagai mandat para pemimpin negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada April 2009 di London. Tujuan pendirian FSB adalah menjaga stabilitas keuangan global, termasuk stabilitas keuangan di kawasan dan pasar domestik.
Agus mengatakan, ke depan FSB akan melakukan penguatan, tidak hanya mengawasi industri perbankan, tapi juga industri keuangan non-bank, seperti asuransi, dana pensiun, dan yang lainnya. Selama ini, perwakilan FSB dari Indonesia hanya BI yang merupakan otoritas pengawas industri keuangan.
Menurut Agus, dalam pertemuan itu, memang belum ada tanda-tanda usulan itu disetujui. Namun Agus meyakinkan, forum para menteri keuangan G20 sudah memfasilitasi usulan dari Indonesia itu.
Sejatinya, usulan penambahan wakil Indonesia ini bukanlah kali pertama. Pada tahun 2011, Indonesia pernah mengusulkan tambahan kuota perwakilan bagi Kementerian Keuangan di FSB. Namun, usulan itu ditolak. Alasannya, kala itu tambahan kursi atau perwakilan di FSB diprioritaskan bagi wakil negara Afrika dan Timur Tengah yang belum memiliki perwakilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News