Reporter: Yudho Winarto | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pemerintah Indonesia melanjutkan kerjasama perdagangan dengan Thailand. Indonesia telah menyatakan bakal memperpanjang impor beras dari negeri gajah putih itu untuk dua tahun mendatang.
"Sudah ada respon perihal permohonan perpanjangan perdagangan beras. Kami berkomunikasi terus secara bilateral, dan tidak ada masalah," kata Menteri Perdagangan, Mari Elka Pengestu di Istana Kepresidenan, Jumat (9/9).
Mari menjelaskan, perjanjian kerjasama perdagangan terutama soal pengadaan beras dengan Thailand segera berakhir akhir tahun ini. Maka, pemerintah langsung mengajukan permohonan perpanjangan dan mendapatkan respon positif. "Perjanjian perdagangan untuk Thailand biasanya kita perpanjang dua tahun," terangnya.
Adapun volume pengadaan beras yang diajukan pemerintah kepada Thailand sebanyak 1 juta ton. Disamping terus melanjutkan kerjasama dalam pengadaan beras dengan Thailand.
Tidak hanya dengan Thailand, Mari menyebut, Indonesia juga akan tetap berhubungan dengan Vietnam. Meski, perjanjian pengadaan beras dengan Vietnam berakhir tahun depan, pemerintah sudah menyatakan akan mengimpor beras dari negeri tersebut hingga 2014. Volume beras yang bakal dibeli dari Vietnam pun sebanyak 1 juta ton.
Pemerintah memilih untuk mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam lantaran cadangan beras kedua negara tersebut sangat besar. "Kalau Thailand ada 8 juta ton, sedangkan Vietnam ada 3 atau 4 juta ton," ujar Mari.
Lanjut Mari, alasan pemerintah menetapkan kebijakan impor beras ini untuk menjaga stok bahan pangan tetap aman. "Kalau tidak perlu kita tidak impor. Semua tergantung situasi dalam negeri," katanya.
Dia pun menyatakan, hingga saat ini Badan Urusan Logistik (Bulog) telah meneken kontrak pembelian beras sebanyak 800.000 ton. Dimana 500.000 ton beras asal Thailand, dan 300.000 ton beras dari Vietnam.
Sebagai informasi, Bulog akan menghabiskan anggaran Rp 9,69 triliun hingga Rp 9,95 triliun untuk pengadaan beras impor periode 2010-2011 yang mencapai 1,84 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News