kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

RI-Belanda Berniat Mempererat Hubungan Perekonomian


Rabu, 12 November 2008 / 14:42 WIB


Reporter: Hans Henricus B | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda berniat mempererat jalinan kerjasama di bidang ekonomi. Untuk itu, melalui Kedutaan Besar Indonesia di Belanda, pemerintah telah menyusun agenda comprehensive partnership alias kemitraan menyeluruh guna menarik Investor Belanda sekaligus mendongkrak transaksi perdagangan kedua negara.

Komitmen meningkatkan kerjasama ekonomi Belanda dan Indonesia itu bergulir dalam pertemuan Wakil Presiden (wapres) Jusuf Kalla dengan Menteri Perekonomian Belanda Mrs. M.J.A Van Der Hoeven di kantor wapres, Rabu (12/11). "Wakil presiden mengatakan kondisi ekonomi memang masih susah, tapi jangan tunggu empat tahun lagi untuk investasi, lebih baik sekarang," ujar Duta Besar Indonesia untuk Belanda Yunus Effendi Habibie, mengutip ucapan wapres Jusuf Kalla.

Menurut Yunus, seusai berbincang dengan Wapres, menteri perekonomian Belanda mengaku kagum dengan kemampuan dan niat Indonesia mengundang investor menanamkan modalnya. "Makanya saya bilang pada beliau bawalah pengusaha Belanda datang ke sini," imbuh Yunus.

Sayangnya, masih ada sejumlah aral melintang yang menghalangi niat Indonesia tersebut. Salah satunya,  larangan terbang Garuda Indonesia di wilayah Uni Eropa. Kondisi ini pun berimbas pada kunjungan pemerintah Indonesia beserta sejumlah investor ke Belanda pada September silam.

Padahal, lanjut Yunus, pemerintah Belanda telah dua kali menanyakan kapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Belanda. "Saya jelaskan pada Ratu dan Perdana Menteri bahwa Presiden hanya mau berkunjung dengan Garuda, sama halnya kalau pihak pemerintah Belanda ke Indonesia naik KLM," tukasnya.

Lantaran kondisi itu, pemerintah Indonesia dan Belanda mengoptimalkan peran kedutaan besar masing-masing untuk memfasilitasi relasi antar investor kedua negara yang dahulu pernah berseteru itu.

Menurut catatan Kedutaan Besar RI di Belanda, sampai akhir tahun lalu, nilai ekspor Indonesia ke Belanda mencapai US$ 2 miliar. Sedangkan ekspor Belanda ke Indonesia sampai akhir tahun 2007 mencapai US$ 900 juta. "Belanda adalah negara nomor satu tujuan ekspor Indonesia ke Eropa, sedangkan Belanda adalah negara Eropa kedua setelah Inggris yang berinvestasi di Indonesia," jelas Yunus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×