kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Respons tekanan global, Jokowi: Winter is coming


Jumat, 12 Oktober 2018 / 09:42 WIB
Respons tekanan global, Jokowi: Winter is coming
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Presiden Widodo menyatakan bahwa perekonomian dunia yang tengah mengalami tekanan perlu disikapi. Menurutnya, keadaan saat ini seperti musim dingin yang akan datang atau Winter is Coming.

“Winter is coming" adalah moto dalam film Game of Thrones yang menandakan peringatan dan kewaspadaan.

“Amerika Serikat menikmati pertumbuhan yang pesat, namun di banyak negara pertumbuhannya lemah atau tidak stabil. Perang dagang semakin marak, dengan inovasi teknologi mengakibatkan banyak industri terguncang. Negara-negara berkembang juga sedang mengalami tekanan pasar yang besar. Dengan berbagai masalah perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa winter is coming,” kata Jokowi dalam pidatonya di Annual Meetings Plenary, IMF-WBG Annual Meetings 2018 di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10).

Ia mengatakan, 10 tahun yang lalu dunia mengalami krisis keuangan global, tetapi berkat langkah-langkah kebijakan moneter dan fiskal yang baik, para pembuat kebijakan telah menyelamatkan dunia dari depresi global yang pada waktu itu sudah di depan mata.

“Setelah 10 tahun berlalu, kita tetap harus waspada meningkatnya risiko dan kesiapsiagaan kita mengalami ketidakpastian global,” ucapnya.

Masih menggunakan analogi dari serial Game of Thrones, Jokowi mengatakan, tatkala satu pihak sibuk bertarung dengan pihak lainnya, mereka tidak sadar bahwa ada bencana besar.

“Sejumlah Great Houses, Great Families, bertarung antara satu sama lain untuk mengambil alih kendali The Iron Throne. Mother of Dragons menggambarkan siklus kehidupan. Perebutan kekuasaan antara para Great Houses bagi kita bagai sebuah roda besar yang berputar seiring perputaran roda satu Great House tengah berjaya, sementara Houses yang lain mengalami kesulitan,” jelasnya.

“Dan setelahnya, House yang lain berjaya dengan menjatuhkan Houses yang lainnya. Namun, yang mereka lupa, tatkala Great Houses sibuk bertarung satu sama lain, mereka tidak sadar adanya bencana besar dari hutan. Seorang evil winter yang ingin merusak dan meliputi seluruh dunia dengan es dan kehancuran,” lanjutnya.

Dengan kekhawatiran ancaman evil winter tersebut, Jokowi bilang, akhirnya mereka sadar tidak penting siapa yang duduk di The Iron Throne, yang penting kekuatan bersama untuk mengalahkan evil winter.

“Tahun depan kita akan menyaksikan season terakhir dari serial Game of Thrones. Saya bisa perkirakan bagaimana akhir ceritanya. Saya yakin, ceritanya akan berakhir dengan pesan moral, bahwa konfrontasi dan perselisihan akan mengakibatkan penderitaan. Bukan hanya bagi yang kalah, tapi juga bagi yang menang,” ujar Jokowi.

“Ketika kemenangan sudah dirayakan dan kekalahan sudah diratapi, barulah kemudian kedua-duanya sadar, bahwa kemenangan dan kekalahan dalam perang selalu hasilnya sama, yaitu dunia yang porak poranda. Tidak ada artinya kemenangan yang dirayakan di tengah-tengah kehancuran. Tidak ada artinya jadi kekuatan ekonomi terbesar tapi di tengah dunia yang tenggelam,” tambahnya.

Hal ini ia persamakan dengan pertarungan ekspansi ekonomi global yang penuh rivalitas dan persaingan. Oleh karena itu, dirinya mendorong kerjasama global dalam segi fiskal maupun moneter unruk menyikapi dampak dari perang dagang, disrupsi teknologi, dan ketidakpastian pasar ini secara tepat.

“Saat ini kita memasuki season terakhir dari pertarungan ekspansi ekonomi global yang penuh rivalitas. Bisa menjadi situasi yang genting bagi krisis ekonomi global 10 tahun yang lalu. Kami bergantung pada Bapak Ibu semuanya, para pembuat kebijakan fiskal dan moneter dunia, untuk menjaga komitmen kerja sama global,” kata dia di hadapan semua delegasi dalam AM IMF WB 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×