CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Respons pemerintah terkait absennya China dalam daftar investor SWF Indonesia


Rabu, 10 Februari 2021 / 18:04 WIB
Respons pemerintah terkait absennya China dalam daftar investor SWF Indonesia
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo melantik anggota Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI) di Istana Negara, Jakarta (27/1/2021).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru Bicara Menko Maritim dan Investasi (Menko Marves), Jodi Mahardi mengatakan bahwa, untuk Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Indonesia Investment Authority (INA) pemerintah terbuka dengan berbagai investor.

Hal tersebut artinya tak ada pengecualian investor datang dari mana saja. Pun demikian dengan investor yang datang dari China.

"Kita terbuka untuk kerjasama dengan berbagai investor, tidak terkecuali dari China," kata Jodi saat dihubungi Kontan.co.id pada Rabu (10/2).

Namun Jodi menambahkan, komunikasi yang saat ini dilakukan dengan China masih mengarah pada kerjasama di investasi lainnya. "Namun saat ini memang pembahasan dengan China masih ke berbagai kerjasama investasi lain," imbuhnya.

Baca Juga: Menebak alasan pemerintah Indonesia tak ikutkan China dalam daftar investor INA

Dari berita KONTAN sebelumnya, sudah ada lima entitas pengelola dana asing yang berkomitmen untuk menginvestasikan total sebesar US$ 9,8 miliar di INA.

Namun absennya China dalam daftar penyokong dana investas di INA telah  menimbulkan kecurigaan bahwa Indonesia berusaha menghindari investasi dari negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Penulis Buletin yang berfokus pada masalah Indonesia, Kevin O'Rourke, mengatakan, hal itu menegaskan bahwa Indonesia khawatir bahwa Beijing pada akhirnya dapat menegaskan kendali atas infrastruktur utama di Indonesia bila China masuk dalam daftar investor di INA.

“Meskipun tidak pernah diakui, tapi ada alasan kuat bahwa pemerintah Indonesia ingin menjaga aktivitas infrastrukturnya di bawah kendali kepemilikan negara karena ketakutan laten bahwa proyek strategis ini akan dikendalikan China ” kata O'Rourke seperti dilansir South China Morning Post.

Selanjutnya: Mengapa China absen dari daftar investor LPI?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×