Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
Hal tersebut agar tidak ada lagi yang menyangsikan hasil deteksi yang telah dilakukan terhadap dugaan virus corona di Indonesia. "Negara lain yang sudah terakreditasi sudah mengakui, WHO juga sudah mengakui, alat juga dari sana," kata dia.
"Kalau ada orang lain mau melakukan survei dan dugaan ya, silakan saja, tapi jangan mendiskreditkan suatu negara," lanjut dia.
Terawan mengatakan, sejak awal Indonesia sudah waspada dengan keberadaan virus corona dan tidak ada satu pun yang lolos dari deteksi. Termasuk juga orang-orang yang dikabarkan datang dari lokasi keberadaan virus corona dan belum terdeteksi juga sudah dipantau dengan melakukan surveillance tracking.
Baca Juga: Waspada virus corona, pelabuhan Tanjung Priok perketat pemeriksaan kapal dari China
Kasus virus corona yang terkonfirmasi sendiri hingga Senin (10/2/2020) malam tercatat ada sebanyak 40.563. Sedangkan jumlah kematian karena virus yang menyebar pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China itu, tercatat ada sebanyak 910 kasus kematian.
Di Indonesia, hingga saat ini belum ada satu pun kasus virus corona yang ditemukan positif. Hal tersebut memicu kekhawatiran peneliti Harvard sehingga mereka menyebut, ketiadaan tersebut berarti virus sebenarnya sudah menyebar tapi tak terdeteksi.
Menurut mereka, jika hal tersebut terjadi, maka ada potensi bagi virus tersebut membentuk epidemi yang jauh lebih besar. (Deti Mega Purnamasari)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peneliti Harvard Sebut Virus Corona di Indonesia Tak Terdeteksi, Menkes: Itu Menghina"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News