kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rentan perubahan suhu, siapkah rantai vaksin Covid-19 dari Aceh sampai Papua?


Selasa, 01 Desember 2020 / 14:03 WIB
Rentan perubahan suhu, siapkah rantai vaksin Covid-19 dari Aceh sampai Papua?
ILUSTRASI. Proses distribusi vaksin di Indonesia bisa dilakukan dari Aceh sampai Papua dan sudah menggunakan sistem cold chain yang baik. Hendrik Schmidt/Pool via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum banyak masyarakat yang mengetahui, bahwa vaksin merupakan produk biologis yang memiliki kerentanan pada perubahan suhu. Itu sebabnya, vaksin pada umumnya perlu tersimpan pada suhu 2-8 derajat celcius. Suhu ini harus terjaga dari pabrik sampai ke puskesmas. 

Proses menjaga suhu vaksin di kondisi ideal dari awal sampai akhir inilah yang disebut cold chain (rantai dingin). Dengan begitu masyarakat menjadi tahu bahwa vaksin terjaga kualitasnya sejak awal sampai ke pemberian vaksinasi.

“Darimanapun asal vaksinnya itu nanti, akan melalui pabrik vaksin kita di PT Bio Farma. Mereka sudah mempunyai armada untuk menerima dan mendistribusikan vaksin. Jadi kita sudah punya depo-depo vaksin. Kemudian Provinsi sudah memiliki cold room, atau lemari penyimpanan khusus,” tutur dr. Elizabeth Jane Soepardi,  pakar imunisasi seperti yang dilansir dari Keterangan Pers Juru Bicara Penanganan Covid-19, Senin (30/11).

Dia menjelaskan, Indonesia telah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam melaksanakan program vaksinasi. Proses distribusi vaksin di Indonesia bisa dilakukan dari Aceh sampai Papua dan sudah menggunakan sistem cold chain yang baik, hingga ke pelosok negeri. 

Baca Juga: Intelijen Jepang: Kim Jong Un sudah disuntik vaksin Covid-19 China

Lemari penyimpan berpendingin khusus yang ada di Provinsi, bisa menyimpan vaksin untuk jangka waktu 3-6 bulan dengan suhu terjaga di angka 2-8 derajat celcius. Pengiriman ini kemudian dilakukan secara bertahap ke level Kabupaten/Kota hingga ke rumah sakit dan puskesmas. 

Saat keluar dari cold room, vaksin pun harus cepat dimasukkan ke kotak sementara yang dirancang khusus untuk menjaga temperaturnya dalam perjalanan.

Elizabeth menerangkan, idealnya, pemberian vaksin itu harus terjadwal, pada tanggal berapa, jam berapa, dan di mana lokasinya. "Baik petugas yang memberi pelayanan maupun masyarakat harus tahu, sehingga pada waktunya nanti pemberi pelayanan dan yang dilayani bertemu dengan teratur," urainya. 

Baca Juga: Tangani Covid-19 di lingkungan kerja, ini yang dilakukan Aneka Tambang (ANTM)

Dengan menyusun jadwal jauh-jauh hari sebelumnya, diharapkan proses pelayanan berlangsung dengan lebih cepat. Maksimum satu orang hanya memerlukan 10 menit untuk dilayani dari pendaftaran hingga vaksinasi,” tutur dr. Elizabeth.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×