kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Relaksasi HET Beras Bikin Stok Langka di Retail? Ini Kata Aprindo


Jumat, 15 Maret 2024 / 07:39 WIB
Relaksasi HET Beras Bikin Stok Langka di Retail? Ini Kata Aprindo
ILUSTRASI. Bapanas memutuskan untuk menerapkan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memutuskan untuk menerapkan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium. Tujuannya adalah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harganya di tingkat konsumen.

Namun, berdasarkan penelusuran Kontan.co.id, beras premium di beberapa gerai retail modern di wilayah Depok, Jawa Barat kembali langka. Bahkan, retail kembali melakukan batasan untuk pembelian beras sebanyak 10 kg per orang tiap harinya.

Adapun, kelangkaan itu terjadi bertepatan sejak pemerintah memberlakukan relaksasi HET beras yang dimulai sejak 10 Maret hingga 23 Maret 2024.

Menanggapi itu, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai masih ada dua tugas pemerintah usai mengabulkan permintaan peritel terkait relaksasi HET beras untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan beras.

Baca Juga: Harga Tak Kunjung Menurun, Satgas Pangan Menyelisik Permainan Harga Beras

"Tetapi perlu ada dua point penting yang kami beri catatan kepada pemerintah agar relaksasi HET beras dibarengi dengan kestabilan pasokan dan harganya," ujar Roy N Mandey, Ketua Umum Aprindo saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Jumat (15/3).

Pertama, untuk pemilik atau produsen beras komersial swasta itu harus menjual harga beras di bawah HET yang telah diberlakukan. Kedua, pemerintah harus mengecek posisi stok dari beras premium komersial swasta tersebut.

"Kalau dua hal ini tidak tercapai maka yang pertama harga masih liar harga masih dapat di atas HET. Atau kedua barusan (stok beras masih langka)," ujarnya.

Baca Juga: Soal Dugaan Adanya Permainan Harga Beras, Ini Kata Satgas Pangan

Roy menambahkan, kita masih belum tahu posisi stok dari beras komersial swasta itu. Ada yang bilang kalau sisa sedikit karena menunggu panen dan di gudang mereka tinggal sedikit. Tapi tak jarang juga ditemukan ada produsen yang menahan stok berasnya itu.

Untuk itu pihaknya sedang mengupayakan agar Perum Bulog dapat meningkatkan service level atau alokasi beras SPHP nya kepada gerai retail modern.

"Kami sudah sampaikan ke Bulog bahwa beras SPHP itu ditingkatkan service level-nya karena service level-nya atau pasokan ke retail itu masih di bawah 50% di bawah P.O kita," ujar Roy.

Roy menjelaskan bahwa alokasi beras ke retail masih di bawah 50% karena beras SPHP Bulog juga digunakan untuk bantuan sosial pangan dan operasi pasar.

"Jadi alokasi dari Bulog belum sampai di atas 50 persen karena pekerjaan mereka dibagi-bagi gitu kemudian mereka juga kan harus mengemas karena kalau retail kan kita tidak perlu menjual dalam bentuk karungan besar jadi kita jualnya sudah dalam bentuk 5 kg. Dan itu jadi tanggung jawab Bulog semua," jelasnya.

Baca Juga: Puasa Hari Ketiga, Harga Pangan Kompak Melonjak

Roy mengakui, minat konsumen atas beras SPHP itu juga cukup tinggi. Kata dia, biasanya hanya butuh waktu 2-3 jam untuk mengosongkan pajangan beras SPHP di retail modern.

Di sisi lain, Roy berharap dengan adanya relaksasi HET beras yang sementara ini dapat membuat harga beras dan stok beras normal menjelang panen raya nanti.

"Dan kondisi ini kita berharap dapat mengembalikan lagi apalagi harga gabah saat ini sudah mulai panen di beberapa area di Karawang di jawa timur jadi harga beras harga gabah itu sudah turun sekitar 7400-7500 dan semakin turun menjelang harga panen raya nanti," ujarnya.

"Jadi tentunya ini harapkan harga beras premium swasta itu bisa turun di bawah harga HET yang dinaikkan menjadi Rp 14.900," kata Roy.

Sebagai informasi, pemerintah resmi melakukan relaksasi HET beras premium menjadi Rp Rp 14.900 per kg-Rp 15.800 per kg dari sebelumnya Rp 13.900 per kg-Rp 14.800 per kg. Kebijakan ini hanya berlaku sementara mulai dari 10 hingga 23 Maret 2024. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×