Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
Selain itu, penerbitan SBN ritel juga dioptimalkan dalam rangka peluasan basis investor domestik dan fleksibilitas pinjaman program dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pembiayaan dalam mengantisipasi volatilitas pasar keuangan.
Bendahara keuangan negara ini mengatakan penerbitan SBN melalui lelang tahun 2022 telah selesai dilakukan pada minggu pertama Desember 2022. Menurutnya, tahun ini merupakan tahun terakhir dari kesepakatan Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait berbagai beban alias burden sharing Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) melalui SKB I, II, dan III.
Realisasi pembelian SBN oleh BI terdiri dari SKB I sebesar Rp 49,107 triliun meliputi surat utang negara (SUN) Rp 25,2 triliun dan surat berharga syariah negara (SBSN) Rp 23,9 triliun, serta SKB Ill sebanyak Rp 95,42 triliun.
Baca Juga: Defisit APBN Capai Rp 169,5 Triliun per Oktober 2022, Ini Komentar Menkeu
“Kesepakatan dengan BI ini akan berakhir tahun ini, karena kita menganggap situasi krisis pandemi sudah berakhir. Oleh karena itu dalam rangka tetap menjaga independensi BI dan integritas kebijakan fiskal serta moneter, kita akan kembali kepada kondisi normal, yang maan pemerintah akan menjaga APBN-nya dan BI secara independent menjaga moneternya,” terangnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan sisa target pembiayaan utang tunai akan dipenuhi melalui penerbitan SBN dalam rangka SKB Ill dengan BI dan penarikan pinjaman program.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News