Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Hingga akhir Oktober 2012 realisasi belanja negara masih belum optimal. Sementara itu, realisasi penerimaan negara masih lumayan bagus di tengah perlambatan ekonomi global. Alhasil, defisit anggaran hingga akhir Oktober masih jauh dari target APBNP 2012.
Data Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan menyebutkan, per 31 Oktober 2012 realisasi pendapatan negara dan hibah tercatat sebesar Rp 997 triliun atau 73,4% dari target APBNP 2012 yang sebesar Rp 1.358,2 triliun. Dari jumlah itu, penerimaan dalam negeri sebesar Rp 995,4 triliun (73,3%) dari pagu APBN 2012 yang meliputi penerimaan perpajakan sebesar 767,8 triliun (75%) dari target APBNP 2012 dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 227,5 triliun (66,7%) dari target APBNP 2012. Sedangkan penerimaan hibah Rp 1,6 triliun, lebih tinggi ketimbang target APBNP 2012 yang sebesar Rp 800 miliar.
Pada periode yang sama, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.072,6 triliun atau 69,3% dari pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 1.548,3 triliun. Rinciannya, realisasi belanja pemerintah pusat baru Rp 681,5 triliun atau 63,7% dari pagu APBNP 2012 yang sebeasr Rp 1.069,5 triliun dan realisasi transfer ke daerah sebesar Rp 391,2 triliun atau 81,7% dari pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 478,8 triliun.
Dengan realisasi pendapatan dan belanja ini, maka realisasi defisit anggaran hingga 31 Oktober 2012 sebesar Rp 75,6 triliun, jauh di bawah target APBNP 2012 yang sebesar Rp 190,1 triliun.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan berdasarkan data empiris dalam lima tahun terakhir, defisit anggaran yang dipatok dalam APBN akan lebih rendah ketimbang target defisit yang dipatok dalam APBNP. "Tapi, nanti realisasinya (realisasi defisit anggaran) biasanya selalu lebih rendah dari target, bahkan lebih rendah dari target di APBN nya," kata Anny beberapa waktu lalu.
Faktor penyebab
Rendahnya realisasi defisit anggaran ini, kata Anny disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya, karena realiasi penerimaan yang melampaui target, adanya efisiensi belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dan adanya penghematan anggaran.
Hanya saja, Anny mengakui pada tahun ini pembengkakan volume subsidi BBM akan berdampak pada kenaikan defisit. Meski begitu, ia masih yakin defisit anggaran tidak akan melampaui target yang dipatok di APBNP 2012.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro juga optimis pemerintah bisa mencapai target defisit anggaran dalam APBNP 2012 sebesar Rp 190,1 triliun atau 2,3% dari PDB.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan jika realisasi defisit anggaran masih rendah, pemerintah bisa saja menyesuaian penarikan pembiayaan. Seperti diketahui menjelang akhir tahun ini, pemerintah masih menarik pembiayaan luar negeri yang berasal dari penerbitan Samurai Bond. Pemerintah juga berencana menerbitkan sukuk global pada kuartal terakhir tahun ini.
Hanya saja, untuk penarikan pembiayaan dari dalam negeri melalui penerbitan SBN kemungkinan akan disesuaikan. Agus bilang, kinerja penerimaan negara masih cukup bagus. "Sehingga nanti jumlah (SBN) yang diterbitkan dalam rupiah ini yang nanti bisa disesuaikan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News