kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Realisasi belanja hingga Mei 31,49%, Sri Mulyani: Perubahannya dramatis


Selasa, 26 Juni 2018 / 17:35 WIB
Realisasi belanja hingga Mei 31,49%, Sri Mulyani: Perubahannya dramatis
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, realisasi belanja pemerintah pusat hingga 31 Mei 2018 sebesar Rp 458,01 triliun atau 31,49% dari pagu alokasi APBN 2018.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dari realisasi belanja hingga akhir Mei tersebut, realisasi belanja K/L sebesar Rp 231,47 triliun atau 27,31% dari pagu APBN 2018. Sementara, realisasi belanja non-K/L sebesar Rp 226,53 triliun atau 37,32% dari pagu APBN 2018.

“Belanja K/L ini realisasinya naik dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 193 triliun dan tahun 2016 yang Rp 179 triliun. Ada perubahan yang dramatis dari APBN ini dibanding 2016,” kata Sri Mulyani di kantornya, Senin (25/6).

Ia menjelaskan, hal ini dipengaruhi oleh tingginya realisasi belanja pegawai, belanja barang, belanja bantuan sosial, dan pembayaran subsidi.

Bila dibedah satu per satu, penyebab meningkatnya realisasi belanja pegawai disebabkan oleh pembayaran Tunjangan Profesi Guru (TPG) dan Tunjangan Khusus Guru Non PNS untuk bulan Februari-April yang dibayarkan pada Mei 2018.

Sementara, penyebab penyerapan belanja barang lebih cepat adalah lantaran percepatan kegiatan yang mendukung operasional kepemerintahan tahun 2018.

Pada belanja bantuan sosial (bansos), realisasinya tinggi terutama untuk penyaluran program- program perlindungan sosial, seperti percepatan penyaluran PKH, percepatan pembayaran Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS di muka, termasuk percepatan dalam pembayaran bantuan sosial pangan.

Di sisi lain, belanja non-K/L juga mencatatkan realisasi lebih tinggi dari tahun lalu. “Ini lebih baik dari realisasi tahun lalu yang hanya Rp 195 triliun sampai Mei,” ujarnya.

Realisasi belanja Non-K/L yang lebih tinggi ini terutama dipengaruhi lebih tingginya pembayaran subsidi energi, baik untuk tahun berjalan maupun kurang bayar tahun-tahun sebelumnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Kemkeu Askolani mencatat, belanja subsidi per Mei 2018 sebesar Rp 49 triliun. Dengan demikian, dibandingkan dengan bulan sebelumnya, subsidi energi naik Rp 10 triliun di mana subsidi energi per April 2018 sebesar Rp 39 triliun.

Per Mei tahun sebelumnya, realisasi subsidi energi hanya sebesar Rp 32,3 triliun. Dengan demikian, bila dibandingkan tahun lalu, subsidi energi per Mei tahun ini tumbuh 51,7%.

“Per Mei 2018 memang sedikit lebih tinggi. Total realisasi subsidinya Rp 61 triliun dan untuk energinya Rp 49 triliun. Ini disebabkan pada 2018 kita kembali melunasi utang subsidi,” kata Askolani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×