Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
Raden Pardede juga menjelaskan, pemerintah telah mengidentifikasi apa saja yang harus ditingkatkan dari sisi belanja pemerintah tahun ini. Akan ada rapat koordinasi terbatas untuk mengidentifikasi dan menyisir belanjanya. Seperti peningkatan belanja PCR agar positivity rate bisa mengikuti standar WHO yakni di bawah 5%. Kami juga menargetkan agar kuartal III-2020 tidak terjadi resessi," kata Raden Pardede.
Karena itulah saat ini Komite sedang melihat lagi belanja perintah di Program Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 695 triliun. Terutama anggaran untuk belanja sosial program padat karya di samping yang utama belanja kesehatan yang sebesar Rp 87,5 triliun. Pemerintah ingin memprrioritaskan kegiatan untuk menciptakan rasa aman dan sehat bagi masyarkat. "Baru belanja sosial dan padat karya, terang Raden Pardede.
Raden Pardede juga menyinggung saat ini pemerintah telah menyediakan dana murah dengan mempercepat pencairan serta ada penjaminan. Pemerintah juga akan merevisi PP No 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional dalam rangka mendukung kebijakan keuangan negara untuk pnanganan pandemi Covid, atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan serta penyelematan ekonomi nasional.
"Ini di sederhanakan, di PP ini yang sempat rumit dipangkas untuk di sederhanakan.
Selain itu untuk jangka panjang 2%-3% tahun Pemerintah ingin agar perekonomian bisa kembali minimum ke masa pra pandemi Covid-19 yakni dengan pertumbuhan ekonomi 5%-6% dengan sustainable.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News