Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek infrastruktur yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dipastikan tetap terus berjalan.
Hal itu mengingat tidak adanya perubahan anggaran terkait pengaruh fluktuasi rupiah. Pasalnya hampir seluruh komponen dalam proyek yang dikerjakan oleh PUPR merupakan produks dalam negeri.
"Sampai hari ini tidak ada instruksi untuk menunda satu pun pekerjaan karena pengaruh fluktuasi rupiah," ujar Inspektur Jenderal PUPR Widiarto di Forum Merdeka Barat (FMB) 9, Jumat (10/8).
Berdasarkan data, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek PUPR sebesar 86,6%. Pasalnya komponen utama proyek PUPR seperti aspal, semen, atau pun kerikil di produksi dalam negeri.
Bahkan untuk baja pun proyek PUPR menggunakan baja dalam negeri. Widiarto mencontohkan jembatan Kalikuto yang menggunakan baja lokal untuk pembuatannya termasuk rangka jembatan.
Meski begitu masih ada sebagian kecil komponen yang diimpor. "Impor hanya dilakukan untuk jenis baja dengan spesifikasi khusus," terang Widiarto.
Selain itu, PUPR juga akan meningkatkan komponen dalam negeri dengan memasukkan dalam kontrak yang akan dibuat. Peserta yang mampu menjalankan proyek dengan TKDN yang tinggi akan keuntungan.
PUPR juga akan memenuhi persyaratan TKDN bagi proyek infrastruktur. Widiarto bilang seandainya terdapat proyek khusus yang membutuhkan bahan impor, TKDN tetap akan dijaga minimal 25%.
TKDN dalam proyek Direktorat Sumber Daya Air sebesar 96,67%, sektor Bina Marga 78,40%, sektor Cipta Karya 94,38%, dan sektor Perumahan sebesar 76,65%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News