kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Proyek padat karya akan disiram dana Rp 4 triliun


Minggu, 08 Januari 2017 / 18:54 WIB
Proyek padat karya akan disiram dana Rp 4 triliun


Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah terus berupaya melakukan berbagai cara agar angka kemiskinan maupun kesenjangan pendapatan bisa segera ditekan. Salah satu yang dilakukan adalah dengan menggenjot pelaksanaan proyek padat karya dengan tujuan agar masyarakat bisa ikut mendapatkan manfaat dari proyek pemerintah untuk meningkatkan kesejahteran hidup mereka.

Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum mengatakan, salah satu proyek padat karya tersebut akan dilaksanakan oleh kementeriannya. Untuk tahun 2017 ini, ada beberapa jenis proyek yang akan dipadatkaryakan.

Proyek tersebut berkaitan dengan air minum berbasis masyarakat, sanitasi berbasis masyarakat, kota tanpa kumuh dan irigasi kecil. Total anggaran yang akan digelontorkan untuk proyek padat karya tersebut mencapai Rp 4 triliun.

"Ini arahan presiden sebagai bagian dari upaya peningkatan pendapatan masyarakat dan penurunan kesenjangan, dibanding tahun kemarin, ini lebih banyak," katanya pekan kemarin, tanpa merinci lebih jauh.

Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet paripurna yang digelar awal tahun kemarin memerintahkan menterinya untuk bagaimana caranya bisa mati-matian dalam menurunkan angka kemiskinan dan kesenjangan. Maklum saja, sampai tahun kedua pemerintahannya, angka- angka tersebut masih tinggi.

Untuk kemiskinan misalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sampai September 2016 kemarin angka kemiskinan masih mencapai 27,76 juta jiwa, atau 10,70% dari total penduduk Indonesia. Padahal, dalam RPJMN 2015-2019, pada tahun 2016 ditargetkan, penduduk miskin bisa dipangkas jadi tinggal 9%- 10% saja. "Ini jadi perhatian besar pemerintah ke depan untuk segera diatasi," katanya.

Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial mengatakan, untuk mengejar penurunan angka kemiskinan tersebut, pemerintah akan mengubah pola penyaluran bantuan sosial dari yang selama ini masih diberikan secara tunai ke non tunai. Perbaikan penyaluran tersebut secara bertahap akan mulai pertengahan Januari ini.

Untuk tahap awal, penyaluran secara elektronik tersebut akan dilakukan kepada 1,4 juta keluarga kurang mampu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×