kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Proyek padat karya akan disiram dana Rp 4 triliun


Minggu, 08 Januari 2017 / 18:54 WIB
Proyek padat karya akan disiram dana Rp 4 triliun


Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah terus berupaya melakukan berbagai cara agar angka kemiskinan maupun kesenjangan pendapatan bisa segera ditekan. Salah satu yang dilakukan adalah dengan menggenjot pelaksanaan proyek padat karya dengan tujuan agar masyarakat bisa ikut mendapatkan manfaat dari proyek pemerintah untuk meningkatkan kesejahteran hidup mereka.

Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum mengatakan, salah satu proyek padat karya tersebut akan dilaksanakan oleh kementeriannya. Untuk tahun 2017 ini, ada beberapa jenis proyek yang akan dipadatkaryakan.

Proyek tersebut berkaitan dengan air minum berbasis masyarakat, sanitasi berbasis masyarakat, kota tanpa kumuh dan irigasi kecil. Total anggaran yang akan digelontorkan untuk proyek padat karya tersebut mencapai Rp 4 triliun.

"Ini arahan presiden sebagai bagian dari upaya peningkatan pendapatan masyarakat dan penurunan kesenjangan, dibanding tahun kemarin, ini lebih banyak," katanya pekan kemarin, tanpa merinci lebih jauh.

Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet paripurna yang digelar awal tahun kemarin memerintahkan menterinya untuk bagaimana caranya bisa mati-matian dalam menurunkan angka kemiskinan dan kesenjangan. Maklum saja, sampai tahun kedua pemerintahannya, angka- angka tersebut masih tinggi.

Untuk kemiskinan misalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sampai September 2016 kemarin angka kemiskinan masih mencapai 27,76 juta jiwa, atau 10,70% dari total penduduk Indonesia. Padahal, dalam RPJMN 2015-2019, pada tahun 2016 ditargetkan, penduduk miskin bisa dipangkas jadi tinggal 9%- 10% saja. "Ini jadi perhatian besar pemerintah ke depan untuk segera diatasi," katanya.

Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial mengatakan, untuk mengejar penurunan angka kemiskinan tersebut, pemerintah akan mengubah pola penyaluran bantuan sosial dari yang selama ini masih diberikan secara tunai ke non tunai. Perbaikan penyaluran tersebut secara bertahap akan mulai pertengahan Januari ini.

Untuk tahap awal, penyaluran secara elektronik tersebut akan dilakukan kepada 1,4 juta keluarga kurang mampu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×