kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Proposal kereta ditolak, Jepang kecewa


Jumat, 04 September 2015 / 15:08 WIB
Proposal kereta ditolak, Jepang kecewa


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Proyek kereta cepat atau High Speed Railway (HSR) Jakarta-Bandung resmi dihentikan oleh pemerintah. Sebagai gantinya, pemerintah kembali membuka tender untuk proyek kereta dengan kecepatan sedang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan keputusan pemerintah tersebut dalam pertemuan dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yasuaki Tanizaki, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (4/9).

"Saya menyampaikan (kepada Tanizaki), pemerintah berterima kasih karena Jepang telah menyampaikan proposal. Tapi pemerintah memutuskan tidak melanjutkan proyek kereta cepat," kata Darmin kepada wartawan usai pertemuannya dengan Tanizaki.

Darmin mengatakan, dirinya juga memberikan penjelasan kepada pihak Jepang pertimbangan pemerintah dalam mengambil keputusan. Dia juga menyampaikan pada Tanizaki bahwa pemerintah Indonesia segera akan membentuk tim untuk menyusun kerangka acuan untuk proyek selanjutnya, yakni kereta kecepatan sedang.

"Saya sampaikan maksud mengundang Duta Besar Jepang adalah untuk menyampaikan apakah Jepang tetap berminat, dan tidak perlu dijawab sekarang?" imbuh Darmin. 

Jepang kecewa

Sementara itu, Tanizaki di hadapan wartawan tak mampu menutupi rasa kecewanya. "Saya telah menyatakan penyesalan saya karena dua alasan," kata Tanizaki. 

Pertama, pihak Jepang menyesal lantaran dana yang sudah dikucurkan untuk studi kelayakan HSR sangat besar. Studi kelayakan HSR dikerjakan selama tiga tahun dan melibatkan pakar teknologi Jepang yang bermitra dengan Indonesia. 

Kedua, Tanizaki menuturkan teknologi yang ditawarkan Jepang merupakan teknologi terbaik dan memiliki standar keamanan tinggi. "Tapi keputusan ini sudah dibuat pemerintah Indonesia dan kami menghormatinya, karena ini bukan keputusan yang mudah. Saya akan langsung menyampaikannya ke Tokyo," pungkas Tanizaki. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×