kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Program-Program dalam RAPBN 2025 Berpotensi Bikin Utang Membengkak


Minggu, 18 Agustus 2024 / 16:07 WIB
Program-Program dalam RAPBN 2025 Berpotensi Bikin Utang Membengkak
ILUSTRASI. Pemaparan RAPBN 2025 oleh Menkeu Sri Mulyani bersama sejumlah menteri.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah sudah merancang anggaran tematik terbesar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

Diantaranya, anggaran pendidikan Rp 722,6 triliun, tumbuh 24,3% dari outlook 2024. Kemudian, anggaran subsidi dan kompensasi energi, serta anggaran non energi Rp 525,6 triliun, tumbuh 21,7% dibanding outlook 2024 sebesar Rp 431,7 triliun.

Selanjutnya, anggaran perlindungan sosial (perlinsos) sebesar Rp 504,7 triliun, tumbuh 4% dari dari tahun ini sebesar Rp 485,1 triliun. Sedangkan anggaran infrastruktur Rp 400,3 triliun, turun 5,5% dari tahun ini.

Ekonom Universitas Paramadina Jakarta, Wijayanto Samirin menilai, anggaran tersebut memungkinkan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi di 2025 sebesar 5,2%. Meski begitu, menurutnya terdapat tantangan besar untuk memenuhi anggaran dari berbagai program tersebut.

“Tantangan terbesar adalah bagaimana memastikan pendapatan negara memadai untuk itu. Ada resiko kita perlu berhutang lebih banyak, sehingga target defisit 2,53% PDB (produk domestik bruto) akan terlewati,” tutur Samirin kepada Kontan, Minggu (18/8).

Baca Juga: Anggaran Subsidi dan Kompensasi Naik 21,75% menjadi Rp 525,6 Triliun

Target defisit tersebut lanjutnya, dirancang cukup jauh dari maksimal sebesar 3% PDB, untuk memberi ruang bagi utang tambahan.

Sebagai informasi, penarikan utang baru direncanakan mencapai Rp 775,9 triliun dalam RAPBN 2025. Nilainya meningkat 40,28% dari tahun ini yang sebesar Rp 553,1 triliun.

Pembiayaan utang tersebut terdiri dari penerbitan surat berharga negara (SBN) Rp 642,6 triliun, meningkat 42,20% dari tahun ini sebesar Rp 642,6 triliun.

Kemudian berasal dari pinjaman sebesar Rp 133,3 triliun, naik 31,59% dari periode sama tahun ini mencapai Rp 101,3 triliun. Terdiri dari pinjaman dalam negeri Rp 5,2 triliun, dan pinjaman luar negeri Rp 128,1 triliun.

Baca Juga: Anggaran Perlinsos Naik 504,7 T di Tahun Depan, Untuk Apa Saja ?

Sementara itu, Samirin menilai untuk mengungkit daya beli masyarakat, perlu ditopang dengan tingkat inflasi yang rendah dan belanja subsidi, serta bansos atau perlinsos yang memadai.

“Kenaikan anggaran di RAPBN 2025 cukup mengakomodasi hal ini,” ungkapnya.

Pemerintah merencanakan target inflasi sebesar 2,5%, target inflasi tersebut lebih rendah dari outlook inflasi tahun ini sebesar 2,7%-3,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×