CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.364.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.757   28,00   0,17%
  • IDX 8.420   13,34   0,16%
  • KOMPAS100 1.164   -0,44   -0,04%
  • LQ45 848   -0,95   -0,11%
  • ISSI 294   0,44   0,15%
  • IDX30 442   -0,63   -0,14%
  • IDXHIDIV20 514   -0,01   0,00%
  • IDX80 131   0,01   0,01%
  • IDXV30 135   -0,15   -0,11%
  • IDXQ30 142   -0,01   -0,01%

Produsen Bisa Produksi Angkutan Umum Ramah Lingkungan


Senin, 16 Februari 2009 / 10:35 WIB


Reporter: Dian Pitaloka Saraswati |

JAKARTA. Produsen lokal berpeluang menyediakan angkutan umum yang hemat dan ramah lingkungan. Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Nurmansjah Lubis menyatakan, saat ini kegiatan peremajaan bajaj di Jakarta terhambat karena India menghentikan produksi bajaj berbahan bakar gas (BBG).

Nurmansjah mengingatkan, saat ini baru ada 500 bajaj BBG yang beroperasi. Padahal ibukota membutuhkan 14.000 unit bajaj BBG untuk menggantikan bajaj lama. "Pengusaha lokal punya peluang untuk memproduksi moda angkutan yang hemat dan ramah lingkungan," tutur Nurmansjah. Ia mengaku pernah mendengar, Jakarta kemungkinan mengimpor kendaraan sejenis bajaj bernama Tawon setelah impor bajaj BBG dari India terhenti.

Peluang memproduksi kendaraan angkutan mini dinilai Nurmansjah masih besar mengingat Jakarta juga perlu meremajakan armada bemo. "Masih ada 500 bemo yang tidak layak, tapi masih beredar," ujar Nurmansjah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×