kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Produksi Terbatas, Harga Sejumlah Komoditas Pangan Masih Naik Pasca Idul Adha


Selasa, 18 Juni 2024 / 15:52 WIB
Produksi Terbatas, Harga Sejumlah Komoditas Pangan Masih Naik Pasca Idul Adha
ILUSTRASI. Harga sejumlah komoditas masih merembet naik satu hari pasca Hari Raya Idul Adha 1445 H atau tahun 2024.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga sejumlah komoditas masih merembet naik satu hari pasca Hari Raya Idul Adha 1445 H atau tahun 2024. Bahkan kenaikan harga pangan mulai terasa sebelum Idu Adha.

Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) dan Komite Pendayagunaan Pertanian (KPP), Khudori mengatakan kenaikan harga komoditas pangan terjadi sejak sebelum datangnya Hari Raya Idul Adha.

“Harga daging ayam, bawang, telur dan cabai sudah tinggi sejak sebelum Idul Adha. Bahwa hari-hari ini masih naik,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (18/6).

Khudori menjelaskan, kenaikan harga cabai dan bawang merah disebabkan hasil produksi yang terbatas. Kondisi ini juga dikarenakan dampak iklim panas termasuk dampak El Nino yang sejak tahun lalu masih terasa hingga saat ini.

Adapun harga daging ayam, lanjut Khudori, didorong oleh masih tingginya harga anakan ayam alias Day Old Chicken (DOC) dan juga harga pakan dari pabrik.

“Dengan mulai turunnya produksi padi bulan ini, juga Juli-Agustus, beras berpeluang kembali jadi penyumbang inflasi setelah sebelumnya deflasi,” jelas Khudori.

Baca Juga: Harga Telur Melonjak Saat Idul Adha, Diprediksi akan Segera Melandai

Khudori tak menampik bahwa harga beras premium maupun medium masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Menurutnya, penyesuaian Harga Pokok Penjualan (HPP) dan HET beras beberapa waktu lalu demi menjamin serta memastikan pasokan tetap terjaga.

“Saya sejak dulu tidak setuju dengan HET. Alasannya sudah demikian jelas. Jika pun pemerintah ngotot memberlakukan HET, sebaiknya HET beras medium saja. Lalu diganti harga atas (ceiling price) dan harga dasar (floor price),” pungkasnya.

Untuk diketahui, mengacu panel harga pagan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa (18/6) harga komoditas pangan terpantau mengalami tren kenaikan. Mulai dari daging, bawang, cabai hingga telur tercatat naik cukup signifikan.

Harga beras medium naik 0,07% menjadi Rp 13.390. Berikutnya, bahan daging sapi murni naik 0,09% menjadi Rp 134.190 per kg, harga daging ayam ras melonjak 1,16% menjadi Rp 37.650 per kg dan telur ayam ras naik 6,01% menjadi Rp 31.420 per kg.

Kemudian, harga ikan kembung naik 0,93% menjadi Rp 38.070 per kg dan ikan tongkol melonjak 8,35% menjadi Rp 35.050 per kg. Sementara itu, harga ikan bandeng turun 7,99% menjadi Rp 32.820 per kg.

Selanjutnya, harga cabai merah keriting meningkat 3,77% menjadi Rp 58.870 per kg dan cabai rawit merah melonjak 12,12% menjadi Rp 50.890 per kg.

Sementara itu, harga bawang merah naik 3,88% menjadi Rp 43.940 per kg dan bawang putih bonggol naik 5,24 menjadi Rp 44.210.

Baca Juga: Pemerintah Gelontorkan Rp 52,56 Triliun Hingga Mei 2024 untuk Redam Inflasi

Adapun harga minyak goreng kemasan sederhana juga mengalami kenaikan 1,72% menjadi Rp 18.320 per liter dan minyak goreng curah naik 0,38% menjadi Rp 15.810 per liter.

Selain itu, harga gula konsumsi mengalami kenaikan 2,07% menjadi Rp 18.730 per kg, garam halus beryodium naik Rp 9,22% menjadi Rp 12.320 per kg dan tepung terigu kemasan non curah naik 2,12% per kg.

Lebih lanjut, harga kedelai biji kering impor naik 2,43% menjadi Rp 12.240 per kg dan harga jagung peternak tampak turun 5,39% menjadi Rp 5.440 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×