Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri manufaktur di Tanah Air dinilai semakin produktif dan kompetitif. Capaian positif ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada kuartal I tahun 2019 naik 4,45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jumlah tersebut juga lebih lebih tinggi dari sepanjang 2018 yang hanya 4,07%. Kenaikan produksi IBS ditopang oleh sektor industri pakaian jadi yang naik 29,19% karena melimpahnya order, terutama dari pasar ekspor.
“Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri tekstil dan pakaian termasuk dari lima sektor yang disiapkan menjadi andalan dalam penerapan industri 4.0 di Indonesia. Industri TPT merupakan salah satu sektor manufaktur yang dikategorikan strategis dan prioritas dalam perannya menopang perekonomian,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Jumat (3/5).
Airlangga menuturkan, kemampuan industri TPT dalam dua tahun terakhir semakin kompetitif, baik di pasar domestik maupun global. Ini terlihat pada laju pertumbuhan industri TPT sepanjang tahun 2018 yang tercatat di angka 8,73% atau mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17%.
“Pada tahun 2018, industri TPT menjadi penghasil devisa yang cukup signifikan dengan nilai ekspor mencapai USD13,22 miliar atau naik 5,55% dibanding tahun lalu. Selain itu, industri TPT telah menyerap tenaga kerja sebanyak 3,6 juta orang. Ini yang menjadikan industri TPT sebagai sektor padat karya dan berorientasi ekspor,” paparnya.
Sektor IBS lain yang produksinya tumbuh pesat adalah industri minuman sebesar 24,8%, lalu disusul industri percetakan dan reproduksi media rekaman 21,44%, industri pengolahan tembakau 17,19%, dan industri furnitur 12,92%.
Airlangga optimistis kinerja industri tekstil dan produk tekstil serta industri makanan dan minuman mampu tumbuh tinggi pada semester I 2019. Lonjakan ini salah satunya ditopang oleh pertumbuhan konsumsi saat Pemilu 2019 dan bulan Ramadan. “Peningkatan terutama di pasar domestik seiring pelaksanaan pemilu kemarin dan menjelang datangnya bulan Ramadan,” imbuhnya.
Sementara itu, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) pada kuartal I-2019 naik 6,88% terhadap periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah tersebut juga meningkat 4,55% terhadap kuartal IV-2018.
Secara tahunan BPS mencatat, kenaikan IMK didorong oleh produksi industri percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 29,63%. Kemudian, produksi industri komputer, barang elektronika dan optik yang naik 15,76%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News