Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera efektif tahun 2015. Banyak pihak menilai Indonesia masih belum siap dalam bersaing di pasar bebas ASEAN tersebut karena masih dihadapkan pada masalah-masalah di dalam negeri.
Ekonom Tony Prasetiantono mengatakan daya saing (competitiveness) dapat bermacam-macam. Selain dari nilai tukar, daya saing pun dapat terlihat dari sektor-sektor lainnya yang menopang kegiatan ekonomi Indonesia.
"Competitiveness kita harus akui kalau sekarang ini memang disebabkan dibantu depresiasi rupiah. Competitiveness kan bermacam-macam, salah satunya nilai tukar. Tapi competitiveness lain harus kita tingkatkan, misalnya infrastruktur dan sumber daya manusia itu harus diakui (masih harus ditingkatkan)," kata Tony di Jakarta, Senin (3/2/2014).
Oleh karena itu, lanjutnya, presiden baru yang akan terpilih nanti harus mendorong hal-hal yang mempengaruhi daya saing negara maupun bangsa Indonesia.
"Makanya presiden baru harus dorong ini, dorong hal-hal yang kira-kira mempengaruhi competitiveness. Mulai dari kualitas sumber daya manusia, infrastruktur itu memang harus didorong," ujarnya.
Pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini, menurut Tony, merupakan kondisi yang sifatnya semu dan sementara. Hal mendasar yang harus ditingkatkan agar dapat bersaing dengan negara-negara lain dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah kualitas infrastruktur dan sumber daya manusia.
"Yang paling mendasar itu tetap infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia. Itu harus menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi pemerintahan mendatang," ungkap Tony. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News