CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Prabowo-Hatta berbeda pemikiran dalam hal ini


Selasa, 10 Juni 2014 / 23:04 WIB
Prabowo-Hatta berbeda pemikiran dalam hal ini
Program kolaborasi dari JF3, LAKON Indonesia, dan Kedubes Prancis hadirkan mentor dari Prancis.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pengamat politik Ray Rangkuti memiliki kesan, ada tiga hal pada pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang kontradiktif. Hal itu terlihat dalam acara debat kandidat atau segi dukungan politknya.

Dalam sebuah diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (10/6), Ray mengaku setidaknya ada tiga topik dalam acara debat kandidat, Senin malam, yang mengesankan perihal kontradiktif kedua tokoh tersebut.

"Pertama, secara umum, apa yang dilontarkan Prabowo, ada kesan bahwa ia ingin kembali ke UUD 1945 yang asli. Sementara, Hatta Rajasa kan salah satu motor amandemen UUD 1945," ujar Ray.

Kedua, jelas Ray, yakni saat Prabowo bertanya kepada Jokowi soal pemilihan kepala daerah di Indonesia dapat menggunakan pemilihan langsung atau dilakukan DPRD. Menurut Ray, ada kesan Prabowo tidak terlalu 'happy' dengan pemilihan umum secara langsung.

"Lagi-lagi itu kontradiktif dengan Hatta Rajasa. Sejak dulu, Hatta yang berasal dari PAN (Partai Amanat Nasional) adalah motor Pilkada secara langsung," lanjut Ray.

Yang ketiga, lanjut Ray, soal manuver politik yang dilakukan oleh pasangan nomor urut satu tersebut. Dalam debat kandidat, Prabowo mengatakan bahwa tidak ada toleransi atas munculnya gerakan radikal di Indonesia.

"Tapi yang terjadi di mereka, salah satu ormas pendukung mereka adalah gerakan yang identik dengan kelompok radikal, FPI," ujar Ray, "Ini bisa berpotensi mereka berdua berbeda pendapat jika terpilih menjadi presiden serta wakil presiden nanti," sambung Ray. (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×