Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pengamat politik Ray Rangkuti memiliki kesan, ada tiga hal pada pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang kontradiktif. Hal itu terlihat dalam acara debat kandidat atau segi dukungan politknya.
Dalam sebuah diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (10/6), Ray mengaku setidaknya ada tiga topik dalam acara debat kandidat, Senin malam, yang mengesankan perihal kontradiktif kedua tokoh tersebut.
"Pertama, secara umum, apa yang dilontarkan Prabowo, ada kesan bahwa ia ingin kembali ke UUD 1945 yang asli. Sementara, Hatta Rajasa kan salah satu motor amandemen UUD 1945," ujar Ray.
Kedua, jelas Ray, yakni saat Prabowo bertanya kepada Jokowi soal pemilihan kepala daerah di Indonesia dapat menggunakan pemilihan langsung atau dilakukan DPRD. Menurut Ray, ada kesan Prabowo tidak terlalu 'happy' dengan pemilihan umum secara langsung.
"Lagi-lagi itu kontradiktif dengan Hatta Rajasa. Sejak dulu, Hatta yang berasal dari PAN (Partai Amanat Nasional) adalah motor Pilkada secara langsung," lanjut Ray.
Yang ketiga, lanjut Ray, soal manuver politik yang dilakukan oleh pasangan nomor urut satu tersebut. Dalam debat kandidat, Prabowo mengatakan bahwa tidak ada toleransi atas munculnya gerakan radikal di Indonesia.
"Tapi yang terjadi di mereka, salah satu ormas pendukung mereka adalah gerakan yang identik dengan kelompok radikal, FPI," ujar Ray, "Ini bisa berpotensi mereka berdua berbeda pendapat jika terpilih menjadi presiden serta wakil presiden nanti," sambung Ray. (Fabian Januarius Kuwado)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News