kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.165   35,00   0,22%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Prabowo dan dilema menuju Pemilu Presiden 2019


Jumat, 06 April 2018 / 12:34 WIB
Prabowo dan dilema menuju Pemilu Presiden 2019
ILUSTRASI. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Secara terpisah, Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo meyakini Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan kembali maju sebagai capres di Pilpres 2019. Menurut Ari, Prabowo akan kembali menjadi penantang Presiden Joko Widodo mesti hingga saat ini mantan Danjen Kopassus itu belum mendeklarasikan diri.

Selain itu, Prabowo juga tidak akan terpengaruh dengan berbagai hasil survei yang menyebut elektabilitasnya masih berada di bawah Jokowi. "Menurut saya, Prabowo adalah seorang politisi petarung, yang bisa melihat atau membaca setiap peluang dan kesempatan untuk menang. Dengan jam terbangnya, Prabowo akan lebih mempercayai intuisi politiknya daripada bacaan hasil survei yang masih bergerak dinamis," ujar Ari.

"Yang terpenting, saat ini Prabowo adalah lawan tanding terhebat untuk melawan Jokowi di 2019," ucapnya.

Menurut Ari, ada dua alasan kenapa Prabowo belum juga mendeklarasikan diri. Pertama, Partai Gerindra masih menunggu kepastian partai koalisi pendukung Prabowo dari dua partai potensial, yakni PKS dan PAN, demi syarat presidential threshold, termasuk mengompromikan siapa cawapres yang tepat untuk Prabowo.

Kedua, Prabowo masih menghitung strategi dan taktik politik yang elegan untuk bisa mengalahkan petahana, yaitu Jokowi, di tengah kekhawatiran akan menguatnya politik identitas pada Pilpres 2019 nanti.

"Yang saya kenal, Prabowo tidak mau mempertaruhkan 'Persatuan Indonesia' semata-mata hanya demi laga demokrasi elektoral yang dikhawatirkan akan menggunakan sentimen identitas," ucapnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menuturkan bahwa masih ada banyak faktor yang masih dipertimbangkan sebelum pencalonan, antara lain faktor kesehatan dan logistik. Namun, Ari menyangsikan persoalan logistik menjadi salah satu faktor yang dikhawatirkan Prabowo dan menghambat pendeklarasian.

"Jika sudah deklarasi dan bisa meyakinkan akan menang, ya, logistik akan datang sendiri. Begitu di politik. Logistik punya sifat bisa diajak 'berjudi'," kata Ari.

Penjajakan koalisi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membantah adanya dilema yang dialami Prabowo. Ia mengatakan, Prabowo masih terus melakukan penjajakan dengan partai calon koalisi. Sebab, kursi Partai Gerindra di parlemen belum cukup memenuhi ambang batas pencalonan presiden jika ingin mengusung sendiri calonnya.

"Pak Prabowo kemudian tidak mau cepat-cepat mendeklarasikan diri karena dia sebagai orang timur, ada penjajakan. Gerindra ini 73 kursi, enggak bisa kemudian mencalonkan sendiri. Nah, sebagai orang timur, dia (Prabowo) enggak mau jemawa," kata Dasco.

Ia juga membantah adanya anggapan bahwa deklarasi Prabowo sebagai capres pada Pemilu Presiden 2019 terganjal persoalan logistik.

Menurut Dasco, pendeklarasian belum dilakukan karena masih menggalang dukungan dari rakyat. "Internal partai soal logisitik kurang siapa yang ngomong? Enggak ada itu. Yang paling penting adalah bagaimana dukungan rakyat. Dukungan rakyat itu nanti justru yang paling penting," ucapnya.

Dasco menuturkan, saat ini yang dibutuhkan adalah adanya dukungan dari masyarakat. Sementara logistik bukanlah faktor utama dalam mendukung pemenangan Prabowo. "Kalau sudah dukungan banyak, ya, logistik juga banyak, itu saya pikir. Sekarang ini tanpa kami gerakan, kan, sudah mulai yang dijual cangkir, jual kaus, kan, itu tanpa kami gerakkan sudah jalan, tanpa logistik dari kami. Itu semua umat, semua rakyat," ujarnya.

"Jadi, kalau dukungan itu sudah, kami enggak ragu-ragu soal logistik. Logistik itu nomor, mungkin nomor berapalah," katanya.

Ia pun menegaskan bahwa partainya memiliki logistik yang cukup untuk melakukan program-program pemenangan. Seluruh logistik atau dana program tersebut, kata Dasco, nantinya akan dilaporkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Ya, kalau logistik yang nanti sesuai dengan yang kami laporkan di KPU. Itu pasti sudah kami hitung juga bahwa itu cukup untuk kemudian dipakai program-program pemenangan. Kira-kira begitu," ucap Dasco. (Kristian Erdianto)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dilema Prabowo Subianto Menuju Pilpres 2019..."
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×