Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pengamanan Pemilu 2014 bukan hanya secara fisik tetapi juga menjaga keamanan IT dan website KPU agar tidak diretas oleh hacker. Sebagaimana pengalaman pada 2004 silam, website KPU pernah dibobol peretas dengan mengganti lambang-lambang partai. Oleh karena itu dibutuhkan pengamanan IT yang baik supaya tidak menimbulkan masalah.
"Memang di dalam penggunaan sistem IT itu potensial sekali terjadinya ancaman-ancaman ilegal akses, oleh karena itu dalam pembangunan sistem IT mulai dari perencanaan sampai dengan pengadaannya itu harus betul-betul mempersipakan sistem keamanan yang cukup handal," ungkap Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Arief Sulistyanto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (8/1).
Dikatakan Arief, jangankan sistem IT di Indonesia, IT Pentagon saja bisa diterobos oleh anak 18 tahun dari Rusia. Bukan hanya itu, sitem IT Telkomsel pun yang sudah enam lapis pengamanannya tetap bisa diretas.
"Satu-satunya jalan untuk mengamankan IT adalah bagaimana selalu diperbaharui dengan sistem security yang kuat," katanya.
Dalam rangka Pemilu 2014, Kabareskrim Polri sudah memerintahkan Cyber Crime Investigasi Center (CCIC) untuk membentuk tim khusus yang sewaktu-waktu bisa digerakan bila ada serangan terhadap IT KPU.
"Jadi kita sudah siap setiap waktu, kemarin sudah koordinasi dengan tim dari IT KPU, sehingga pengamanan Pemilu itu bukan hanya dilaksanakan Polri secara fisik saja tetapi secara pengamanan dalam sistem IT," katanya.
Tim yang diturunkan untuk mengamankan IT KPU tersebut berjumlah sepuluh orang yang dipimpin langsung Kepala Sub Direktorat Cyber Crime Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Pori. Tugasnya bukan bergabung langsung dengan tim IT KPU, tetapi mereka bertugas mengantisipasi bila ada serangan peretas terhadap IT KPU.
"Pengamanankan sebetulnya dari pengelola IT itu sendiri bukan dari kami bergabung ke sana, tidak. Tetapi bagaimana mereka memasang pengamanan yang baik, ketika ada masalah ilegal akses seperti ini tim kami turun. Kami sebagai tim penyidik, kalau ada serangan baru turun," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News