kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Poin positif membuka lelang SUN non-kompetitif


Kamis, 26 Januari 2017 / 20:20 WIB
Poin positif membuka lelang SUN non-kompetitif


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah menilai risiko pembiayan di tahun 2017 lebih berat dibandingkan tahun lalu. Untuk itu, pemerintah mulai mengambil ancang-ancang dengan mengeluarkan kebijakan, supaya pembiayaan tahun 2017 relatif lebih aman.

Hal ini disebabkan beberapa perubahan kebijakan di Amerika Serikat (AS) terkait sukun bunga acuan. Apalagi, arah kebijakan presiden AS Donald Trump semakin terlihat melalui pidato kenegaraan pertamanya, yang akan menjalankan kebijakan proteksionis.

Kebijakan Trump ini dihawatirkan diikuti dengan kenaikan suku bunga acuan The Federal reserve (The Fed) yang lebih tinggi dari perkiraan. Jika ini terjadi, maka akan mendongkrak yield surat utang di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Nah, menurut Ekonom SKHA Consulting Eric Sugandi, dengan ini menjadi masuk akal jika pemerintah mengeluarkan aturan yang memperbolehkan investor melakukan penawaran dan pembelian Surat Utang Negara (SUN) non-kompetitif.

Selama ini, investor yang boleh bermain di pembelian SUN non-kompetitif hanya Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Salah satu perbedaan antara SUN yang dibeli melalui pasar kompetitif dan non-kompetitif adalah dalam hal besaran yield.

Jika di pasar non-kompetitif, yield akan ditentukan pemerintah selaku penjual. Sedangkan di pasar kompetitif, investor memiliki kekuatan untuk menawar yield yang di tawarkan pemerintah.

Menurut Eric, dengan memperbolehkan investor umum masuk ke pasar non-kompetitif, pemerintah ingin mengurangi jumlah pembelian lewat pasar kompetitif. "Strategi ini bisa menurunkan risiko pemerintah disudutkan oleh investor," ujar Eric, kamis (26/1).

Cara ini menurut Eric tidak akan terlalu menarik bagi investor. Sebab, biasanya investor umum lebih suka dalam posisi bisa menetapkan yield. Namun bagi pemerintah, hal ini bisa mengurangi ketidakpastian.

Kebijakan ini menurutnya, akan melengkapi strategi pemerintah dalam melakukan penawaran utang di awal-awal tahun (front loading). Dua kebijakan ini akan mengurangi risiko pemerintah disudutkan investor ketika menerbitkan utang di akhir tahun.

Namun, menurut Direktur Strategis dan Portfolio Utang Kementerian Keuangan Schneider Siahaan, kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor PMK 4/PMK.08/2017 ini memberikan pilihan kepada investor umum.

Sehingga, ada kemungkinan SUN yang terbit di pasar sekunder bisa lebih likuid, karena volume yang terjualnya akan semakin banyak. "Peluang mereka untuk mendapatkan alokasi bisa lebih besar, ketimbang melakukan penawaran di pasar kompetitif," katanya.

Menurut Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu Loto Srinaita Ginting, pada tahun 2016 lalu maksimum incoming bid untuk yang kompetitif sebesar 85,97% dan untuk yang non-kompetitif sebesar 14,03% dari setiap penerbitan. Sedangkan untuk awarded bid kompetitif paling tinggi 80% dan non-kompetitif 20% dari total penerbitan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×