kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PMI Manufaktur RI Melambat di November, BKF: Permintaan Dalam Negeri Masih Kuat


Jumat, 02 Desember 2022 / 10:23 WIB
PMI Manufaktur RI Melambat di November, BKF: Permintaan Dalam Negeri Masih Kuat
ILUSTRASI. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan,?Febrio Kacaribu.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di level 50,3 November 2022. Angka ini melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 51,8.

Meski demikian, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, permintaan dalam negeri terindikasi masih cukup kuat, sebagaimana ditunjukkan oleh stabilitas konsumsi dalam negeri hingga saat ini.

Selain itu, kondisi pembukaan lapangan kerja juga masih ekspansif dan diharapkan dapat konsisten. Pun juga ekspansi sektor manufaktur nasional masih terjaga dalam 15 bulan secara berturut-turut.

“Sektor manufaktur yang masih ekspansif hingga saat ini merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kesinambungan pemulihan ekonomi dalam negeri di tengah kenaikan risiko dan ketidakpastian perekonomian global,” ujar Febrio dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/12).

Baca Juga: Ancaman Ketidakpastian Ekonomi Global Tekan Manufaktur RI November 2022

Febrio menjelaskan, ekspansi manufaktur Indonesia terjadi di tengah pelemahan PMI manufaktur beberapa negara yang bahkan mulai mengalami kontraksi seperti Vietnam sebesar 47,4 (Oktober 50,6) dan Jepang 49,0 (Oktober 50,7).

Beberapa negara lain juga belum berhasil keluar dari zona kontraksi seperti Myanmar 44,6 (Oktober 45,7) dan Malaysia 47,9 (Oktober 48,7).

Secara keseluruhan, optimisme dunia usaha masih terjaga dengan terus stabilnya kondisi pandemi serta pemulihan permintaan yang terus menguat meskipun sebagian responden mulai mengantisipasi risiko gejolak ekonomi global.

Baca Juga: Pasar Ekspor Lesu, Kinerja Industri Manufaktur Layu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×