kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PM Abe sampaikan niat Jepang berinvestasi di IT


Senin, 16 Januari 2017 / 10:46 WIB
PM Abe sampaikan niat Jepang berinvestasi di IT


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Perdana Menteri (PM) Jepang Shizo Abe menyampaikan minat pengusaha Jepang di sektor informasi dan teknologi. Abe mengatakan, pengusaha Jepang berminat untuk terlibat dalam proyek migrasi sistem siaran televisi (TV) digital di Indonesia.

"Perdana Menteri Abe menunjukkan minat Jepang dalam berpartisipasi pada pengembangan proyek Transmisi Stasiun TV Fase III. Presiden Joko Widodo telah mencatat keinginan pihak Jepang," sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Kedutaan Besar Jepang yang diterima KONTAN, Minggu (15/1).

Proyek Transmisi Stasiun TV Fase III yang dimaksud adalah program Kementerian Komunikasi Informatika. Ada tiga target pada fase III yang dicanangkan selesai pada 2018 mendatang.

Target pertama, pemerintah akan selesai menghentikan seluruh siaran TV analog. Penghentian TV analog ini mulai dijalankan bertahap sejak 2017. Untuk itu pemerintah telah menyiapkan set top box bagi penduduk yang masih menggunakan TV analog.

Sebelumnya, Menteri Kominfo Rudiantara pernah mengatakan, pihaknya belum memastikan siapa perusahaan televisi atau elektronik yang diajak kerja sama untuk menyediakan set top box.

Kedua, siaran TV digital beroperasi penuh pada band IV dan V UHF yaitu kanal 28-45 dengan total 18 kanal. TIap kanal memiliki pita lebar 8 megahertz (MHz). Migrasi frekuensi sudah dilakukan secara bertahap sejak 2015.

Perpindahan ini menyebabkan stasiun TV sebagai penyelenggara penyiaran harus mengeluarkan biaya besar untuk pembangunan infrastruktur sistem pemancar yang harus di-upgrade ke sistem digital. Di sinilah perusahaan penyedia sistem pemancar digital bisa menawarkan produknya ke stasiun TV.

Rencana investasi Jepang ini sudah pernah disampaikan Rudiantara sebelumnya. "Jepang, mereka tertarik untuk perbaikan atau revitalisasi TVRI," ujar Rudiantara di rumah dinasnya, Rabu (6/7). Ketika itu Rudiantara baru saja menyambut Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki.

Rencana revitalisasi TVRI tersebut merupakan migrasi dari analog ke digital secara ekosistem. Sehingga, perubahan yang terjadi tidak hanya dari segi perangkat transmisi saja tapi juga teknologi studio dan proses bisnis.

Perubahan total ini tentu akan menghabiskan dana yang tidak kecil. "Penggantian komponen kerja transmisi saja butuh 52 juta euro," kata Rudiantara.

Waktunya pun tidak sebentar. Rudiantara mengatakan penyelesaian proyek ini bisa mencapai 3 tahun hingga 5 tahun.

Mengenai waktu tendernya, Rudiantara ketika itu mengaku pemerintah belum menetapkan kapan pastinya. "Belum tahu. Prosesnya akan disesuaikan dengan revisi Undang-Undang penyiaran sekarang," kata Rudiantara.

Negara yang berminat dengan proyek migrasi digital ini tidak hanya Jepang. "Perancis dan negara lain punya interest di situ," kata Rudiantara.

Ketiga, kanal 49 ke atas digunakan untuk sistem telekomunikasi nirkabel masa depan yang akan digunakan untuk sistem informasi bencana alam International Mobile Telecommunication dan Public Protection Disaster Relief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×