Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) dinilai menjadi salah satu jalan keluar untuk pembiayaan investasi infrastruktur. Berbagai instrumen ditawarkan agar swasta lebih banyak masuk ke PINA.
Mulai dari investasi langsung pada ekuitas, hingga instrumen lainnya yakni Reksadana penyertaan terbatas (RDPT) dan Perpetuity notes.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) saat ini tengah gencar memperkenalkan perpetuity notes untuk PINA.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro bilang instrumen perpetuity notes bisa menjadi alternatif bagi investor.
Nah jika proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) oleh PT PP (Persero) sebagai proyek pertama dengan bantuan perpetuity notes. Maka akan terbuka peluang bagi proyek lain yang didanai melalui instrumen itu.
Bambang bilang, semua proyek PINA bisa didanai dengan perpetuity notes. Namun jika notes yang dirilis berupa Rupiah, maka Internal Rate of Return (IRR) harus di atas 13%.
"Itu kriteria yang kita dorong dengan financing tersebut," jelas Bambang, Rabu (8/11).
Namun Bambang masih enggan merinci proyek apa saja yang akan dirilis dengan instrumen tersebut selanjutnya.
Bambang mengimbuh, instrumen tersebut cocok bagi investor jangka panjang. Seperti perusahaan infrastruktur, pengelola dana pensiun, maupun sovereign wealth fund.
"Itu investor yang kita bidik, di samping kita juga mendorong investor infrastruktur lainnya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News