Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pemerintah terus menggenjot optimalisasi skema pendanaan yang ada. Skema Pembiayaan Infrastruktur Non APBN (PINA) menjadi salah satu yang terus dioptimalisasi oleh pemerintah. Tak ayal pemerintah masih mengupayakan investor dari sejumlah negara untuk turut berinvestasi.
Deputi Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Wismana Adi Suryabrata menyatakan, pihaknya mempersiapkan sejumlah proyek yang akan diajukan kepada investor untuk berpartisipasi dalam PINA.
Sejumlah paket proyek di bidang infrastruktur, energi, bandar udara dengan Internal Rate of Return (IRR) lebih dari 13% sudah ditawarkan ke investor dari berbagai negara.
"Dengan konsep PINA ini wujudnya kan equity financing. Jadi proyek-proyek yang IRR nya bagus terus kita persiapkan," kata Wismana, Senin (18/9).
Staf Khusus Menteri Bappenas, Ekoputro Adijayanto menyatakan realisasi equity untuk PINA hingga saat ini senilai Rp 5 triliun atau dengan nilai total investasi sebesar Rp 79 triliun. Ini terbagi untuk tiga proyek yakni Waskita Toll Road, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Meulaboh.
Nah sampai dengan akhir tahun ini, pria yang karib disapa Eko ini menyatakan Bappenas menargetkan bisa meraih PINA hingga US$ 1,5 atau setara Rp 19,5 triliun equity untuk sejumlah proyek.
Di antaranya untuk penambahan Waskita Toll Road, pembangkit listrik, bandar udara dan pelabuhan. "Kita kan baru berjalan efektif selama tiga bulan, saya kira masih ada waktu hingga akhir tahun," jelasnya.
Eko boleh jadi cukup optimistis, karena sebuah perusahaan asal China yakni Huaqing Holding CO.LTD menyatakan minatnya untuk berinvestasi dalam perumahan rakyat yang akan berlokasi di Bandung.
Tak hanya itu, Eko bilang perusahaan tersebut juga berminat untuk membantu equity Waskita Toll Road untuk pembangunan ruas selanjutnya.
"Mereka (Huaqing Holding CO.LTD) menyatakan sanggup, apalagi mereka juga memiliki bank guarantee oleh china construction bank," jelasnya.
Membuat instrumen
Wismana menyebutkan, untuk meraih lebih banyak investor untuk masuk ke dalam PINA, pihaknya siap memfasilitasi instrumen penerbitan instrumen skema investasi. Menurutnya, hal tersebut bisa mempermudah investor.
"Jika diperlukan terobosan instrumen-nya, kita akan bantu misalnya Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) , Perpetuity notes. Itu bisa kita bantu konsultasi dengan regulatornya untuk bisa memfasilitasi dengan tata kelola yang baik," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News