Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menaikkan suku bunga hingga 100 basis poin, Bank Indonesia (BI) memilih mempertahankan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate tetap sebesar 5,25% dalam Rapat Dewan Gubernur, Rabu-Kamis pekan ini.
BI menganggap fokus kebijakan pada stabilitas ekonomi, khususnya stabilitas nilai tukar rupiah, mulai membuahkan hasil dengan kembali masuknya arus modal asing dan arus modal keluar yang lebih tenang.
Namun, BI tetap menyiapkan sejumlah instrumen moneter untuk mengundang dana-dana asing masuk menempatkan dananya di Indonesia. BI juga akan meningkatkan daya tarik dari aspek-aspek lain.
Nah, ada sejumlah rencana kebijakan moneter BI ke depan. Pertama, memperluas pilihan-pilihan instrumen moneter. “Apakah reaktivasi penerbitan Sertifikat BI (SBI) untuk tenor 9 dan SBI 12 bulan. Ini bisa meningkatkan portofolio asing,” ujar Perry.
Asal tahu saja, pada Agustus 2017 BI sudah berhenti menerbitkan SBI tenor 12 bulan karena perbankan domestik sudah mengalihkan dananya ke Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dan Term Deposit.
Kedua, Perry mengatakan, BI juga akan mengeluarkan benchmark di pasar uang overnight untuk menentukan suku bunga, yang bernama “Indonia”. Instrumen ini digunakan meningkatkan kredibilitas benchmark dari pasar uang yang penentuan suku bunga di pasar uang nantinya berbasis transaksi. “Ini akan kami terbitkan terbitkan akhir bulan ini. Ini adalah untuk tingkatkan daya tarik investor global,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News