kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.206   65,54   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   13,29   1,21%
  • LQ45 880   13,50   1,56%
  • ISSI 221   1,37   0,62%
  • IDX30 450   6,98   1,58%
  • IDXHIDIV20 541   6,55   1,23%
  • IDX80 127   1,60   1,27%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,91   1,30%

PHRI Berharap Gejolak Politik Jelang Pilkada Bisa Segera Selesai


Kamis, 22 Agustus 2024 / 19:09 WIB
PHRI Berharap Gejolak Politik Jelang Pilkada Bisa Segera Selesai
ILUSTRASI. Foto udara massa aksi saat berunjuk rasa meolak pengesahan Revisi UU Pilkada di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (22/8/2024). Unjuk rasa tersebut merupakan bagian dari gerakan peringatan darurat Indonesia yang viral di media sosial setelah DPR bermanuver mengabaikan putusan MK. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/tom.


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha berharap gejolak politik yang terjadi saat ini segera selesai. Hari ini,sejumlah elemen masyarakat dari mulai buruh, mahasiwsa, akademini, praktisi dan kelompok masyarakat sipil hingga artis  bereaksi keras dengan turun ke jalan menuntut DPR membatalkan pengesahan revisi UU Pilkada yang tidak sejalan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, ketegangan politik yang berlansung lama pada akhirnya bisa berdampak buruk bagi sektor usaha.

"Sikap PHRI adalah berharap para pihak tidak mengedepankan kepentingan jangka pendek dan merusak kepentingan jangka panjang krn kelangsungan ekonomi adalah merupakan hal utama," katanya saat dihubungi KONTAN, Kamis (22/8/2024).

Baca Juga: Pengesahan RUU Pilkada Batal, Dasco: Tetap Gunakan Keputusan MK

Menurut Maulana, semakin berlarut-larut adanya ketengangan politik dan menyebabkan aksi massa turun ke jalan, tentu pada wilayah-wilayah tersebut bakal terjadi gangguan aktivitas ekonomi. 

"Kalau masih terus bergejolak, keberlangsung usaha akan terpengaruh dan hal yang tidak diinginkan seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa saja terjadi, tak terhindarkan," jelasnya mengingakan. 

Maulana menuturkan, setiap masuk periode politik atau suksesi kepemimpinan, selalu muncul masalah yang dipicu oleh konflik kepentingan. Cuma, yang kita khawatirkan itu dampaknya yang tidak diharapkan.

"Maka kami meminta pihak pihak terkait untuk bisa menyelesaikannya, karena cepat atau terkatung-katung tidak ada penyelesaian, tergantung di partai politik dan pemerintah," sebutnya.

Yang terang, Maulana bilang, pelaku usaha berharap masa transisi pemerintahan ini berjalan baik, tidak diwarnai dengan gejolak politik yang memicu demo dan kerusuhan. "Ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan ke selanjutnya untuk menyelasaikan tarik-menarik kepentingan politik jangka pendek," imbuhnya.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×