Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petani meminta Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani bisa naik menjadi Rp 7.000 per kilogram (kg) menyesuaian kenaikan harga produksi di sawah.
Merespon hal ini, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan bahwa Bulog tidak dapat menentukan perubahan HPP gabah karena perannya hanya sebagai operator yang menjalankan penugasan dari pemerintah.
"Terkait persoalan itu (perubahan HPP) itu sebenarnya ranahnya regulator, sementara Bulog hanya operator," kata Iqbal kepada Kontan.co.id, Senin (29/1).
Iqbal mengakui bahwa saat ini memang ada kesulitan menyerap gabah dari petani. Hanya, menurutnya yang jadi sebab bukan karena HPP Bulog yang di bawah harga pasar GKP melainkan juga belum adanya panen raya di tingkat petani.
Baca Juga: HPP Gabah di Tingkat Petani di Bawah Produksi, Pengamat: Rugi Jika Jual ke Bulog
Menurutnya penyerapan Bulog terhadap gabah petani akan kembali membaik saat petani melakukan panen raya mendatang. Pihaknya juga menjaminkan saat panen raya nanti harga beras akan mengalami penurunan.
"Kalau biacara secara umum konsumsi itu sebenarnya rata-rata flat yang berbeda adalah produksi bulan per bulan. Itu yang membuat kecenderungan saat panen raya harga beras akan turun," jelas Iqbal.
Sebelumnya, usulan kenaikan HPP Gabah Kering Panen (GKP) dilayangkan oleh Serikat Petani Indonesia (SPI).
Baca Juga: SPI: Produksi Beras Dalam Negeri Tahun Ini Cukup, Tak Perlu Impor
Mereka meminta agar HPP GKP dapat menyesuaiakan kenaikan biaya produksi yang kian mahal. Untuk itu, pihaknya mengusulkan agar HPP GKP berada di kisaran Rp 7.000/kg.
"Dengan harga HPP Rp 7.000/kg, petani sudah mendapatkan untung antara 10%-15%," Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi (P3A) SPI, Muhammad Qomarun Najmi, Minggu (28/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News