kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.753   42,00   0,27%
  • IDX 7.468   -11,36   -0,15%
  • KOMPAS100 1.154   0,16   0,01%
  • LQ45 915   1,77   0,19%
  • ISSI 226   -0,94   -0,41%
  • IDX30 472   1,65   0,35%
  • IDXHIDIV20 569   1,75   0,31%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,25   0,16%

Pertumbuhan ekonomi negatif, Kepala BKF pastikan Indonesia alami resesi di tahun 2020


Sabtu, 26 September 2020 / 16:04 WIB
Pertumbuhan ekonomi negatif, Kepala BKF pastikan Indonesia alami resesi di tahun 2020
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan memastikan Indonesia masuk resesi pada tahun 2020. Hal ini terdorong dari terkontraksinya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh negatif pada kuartal II-2020 yakni -5,32% yoy.

Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan, pada kuartal I-2020 pertumbuhan ekonomi telah terkoreksi dan hanya tumbuh 2,97% yoy. 

“Kalau kita lihat data pertumbuhan ekonomi pada kuartal I sudah melambat di bawah 5%, kuartal II apalagi lebih dalam sekali,” kata Febrio dalam konferensi pers Tanya BKF secara daring, Jumat (25/9). 

Sehingga, dengan adanya pertumbuhan yang sudah melambat tersebut, BKF proyeksikan kuartal III-2020 akan berkisar di antara -2,9% sampai -1,0% yoy. 

Baca Juga: Kunci pemulihan ekonomi ada di penanganan pandemi corona

“Berarti memang sudah resesi sepanjang tahun ini bahkan dari kuartal I, II dan III sudah melambat. Dan ini sudah pasti berkepanjangan perlambatan perekonomian kita,” tegas Febrio. 

Namun, harapannya, proyeksi pertumbuhan pada kuartal III ini menunjukkan adanya indikator yang lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini terdorong adanya perbaikan pada beberapa sektor yakni konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah yang naik tajam seiring percepatan realisasi belanja pemerintah. 

Kemudian membaiknya investasi meski masih lemah. Hal ini tercermin dari indikator aktivitas bangunan, impor barang modal dan penjualan kendaraan niaga. Sehingga perbaikan aktivitas ekonomi masih tertahan dan membuat investasi masih wait and see. 

“Sehingga di kuartal IV ini nanti justru akan menjadi fokus pemerintah ke depannya dan akan lebih baik lagi meskipun sudah pasti akan negatif,” tutup Febrio. 

Selanjutnya: Ekonom Indef prediksi pemulihan ekonomi akan L shape pada 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×