kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Indef prediksi pemulihan ekonomi akan L shape pada 2021


Kamis, 24 September 2020 / 19:11 WIB
Ekonom Indef prediksi pemulihan ekonomi akan L shape pada 2021
ILUSTRASI. Warga memilih barang kebutuhan di pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (28/01). Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporannya yang bertajuk World Economic Outlook (WEO) merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,4% menjadi 3,3% di tahun 2020.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah berimbas pada perekonomian global termasuk Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani bahkan proyeksikan ekonomi Indonesia di tahun ini akan tumbuh  di kisaran -0,6% hingga  -1,7%.

Menkeu juga mengatakan bahwa Indonesia akan mengalami resesi pada kuartal III-2020. Proyeksinya, pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 berada di rentang minus 2,8% hingga minus 1%.

Tak hanya itu, akibat penyebaran Covid-19 yang belum mampu ditekan oleh negara-negara maju seperti Inggris justru berencana untuk memberlakukan kembali kebijakan lockdown di negaranya.

Sehingga, apabila terjadi, maka dampak pada kinerja ekspor Indonesia akan sangat berpengaruh.

Baca Juga: Ekonom Bank Permata proyeksikan pemulihan ekonomi bisa U shape

Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira menjelaskan, apabila negara-negara mitra dagang Indonesia seperti Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Singapura, dan Korea ini melakukan lockdown maka tentu akan sangat berdampak pada kinerja ekspor.

Apalagi, negara mitra dagang Indonesia ini justru berkontribusi besar terhadap ekspor non-migas Indonesia seperti Eropa 8,7%, Singapura 6,17% dan Jepang sekitar 8,5%. Maka jika ditotal kontribusinya bisa mencapai 23% terhadap ekspor Indonesia.

“dampak pada kinerja ekspor tentunya akan sangat berpengaruh karena Eropa, Singapura, dan jepang sendiri masing-masing berkontribusi terhadap ekspor non migas Indonesia. Jika ditotal lebih dari 23%,” Kata Bhima saat dihubungi KONTAN.co.id, Kamis (24/9).

Menurut Bhima, Singapura juga memiliki peran yang sangat penting sebagai hubungan perdagangan barang Indonesia ke negara mitra dagang lainnya.

Baca Juga: Akhir pekan, rupiah diprediksi melemah menuju Rp 15.000 per dolar AS

Sehingga apabila negara mitra dagang kembali diberlakukan lockdown maka pastinya mobilitas perdagangan akan terganggu.

“Jadi apa yang terjadi di hub perdagangan seperti Singapura pasti akan berdampak pada turunnya harga komoditas ekspor maupun permintaan barang Indonesia,” ujar Bhima.

Bhima juga menambahkan, menjelang berakhirnya kuartal 3-2020 apabila penanganan pandemi Covid-19  belum membaik, maka pertumbuhan pada kuartal 4-2020 juga dipastikan akan terkoreksi lagi.

Bahkan, ia memproyeksikan gambaran pemulihan ekonomi Indonesia akan berbentuk L shape di tahun 2021 artinya.

“Akan sulit untuk kembali ke pertumbuhan ekonomi d iatas 5%,” tutupnya.

Selanjutnya: Peluang pendanaan di sektor manufaktur masih moncer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×