Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anjloknya pertumbuhan ekonomi serta penerapan restriksi sosial dan mobilitas di berbagai wilayah sebagai akibat pandemi Covid-19, tidak hanya berpotensi mengakibatkan hilangnya lapangan kerja dalam jumlah besar, tetapi juga meningkatkan kemiskinan secara masif.
Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan bertambah 5,1 juta hingga 12,3 juta orang pada kuartal II-2020.
Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2020 sebesar 2,97%
Bahkan, potensi peningkatan kemiskinan lebih besar terjadi di perkotaan, yakni 3 juta hingga 9,7 juta orang.
Namun, apabila potensi penyebaran wabah dari wilayah perkotaan ke pedesaan tidak dapat dicegah, lonjakan jumlah kasus Covid-19 di wilayah pedesaan pun tak dapat dihindari.
Ekonom CORE Akhmad Akbar Susamto memprediksi pada skenario lebih berat, potensi pertambahan penduduk miskin mencapai 8,25 juta orang, dengan asumsi bahwa penyebaran Covid-19 lebih luas lagi dan kebijakan PSBB diberlakukan lebih luas di banyak wilayah di pulau Jawa dan beberapa kota di luar pulau Jawa.
“Total jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan berdasarkan skenario ini menjadi 33,9 juta orang, atau 12,8% dari total penduduk Indonesia,” kata Akhmad, Selasa (5/4).
Baca Juga: IHSG naik, intip rekomendasi sejumlah saham untuk perdagangan Selasa (5/5)
Akhmad bilang pada skenario sangat berat, potensi pertambahan penduduk miskin mencapai 12,2 juta orang, dengan asumsi bahwa penyebaran Covid-19 tak terbendung lagi dan kebijakan PSBB diberlakukan secara luas baik di pulau Jawa maupun luar Jawa, dengan standar yang sangat ketat.