Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 sebesar 4,87% year on year (YoY) masih tergolong tinggi, meskipun sedikit di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 4,92% YoY.
Sebagai informasi, capaian tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal IV-2024 yang tumbuh 5,02% YoY, maupun kuartal I-2024 yang mencatatkan pertumbuhan 5,11% YoY.
Baca Juga: BI Sebut Badai PHK Berpotensi Hambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
“Meskipun rilis PDB kuartal I-2025 sebesar 4,87% tampak lebih rendah dari konsensus pasar sebesar 4,92%, angka ini masih tergolong tinggi,” ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Erwin Gunawan Hutapea, dalam taklimat media, Rabu (7/5).
Erwin menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut masih berada dalam rentang target Bank Indonesia tahun ini, yaitu 4,7% hingga 5,5%, serta relatif menjanjikan jika dibandingkan dengan kinerja sejumlah negara lain.
Rupiah Stabil, Investor Masih Percaya
Kendati ekonomi melambat, Erwin menegaskan bahwa kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia tetap terjaga.
Hal ini tercermin dari nilai tukar rupiah yang mulai menguat dan stabil di bawah Rp16.600 per dolar AS.
Baca Juga: BI Ungkap Strategi dalam Menjaga Stabilitas dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
"Rupiah sempat bergerak di bawah Rp16.500, bahkan mencapai titik terendah di Rp16.420. Meski untuk menembus level di bawah Rp16.400 masih ada tekanan, nilai tukar relatif stabil di kisaran Rp16.500," jelasnya.
BI juga memastikan akan terus memantau kondisi pasar keuangan, menjaga stabilitas makroekonomi, serta memastikan ketersediaan likuiditas yang cukup untuk mendukung kebutuhan investor, termasuk repatriasi dividen dan pembayaran utang luar negeri oleh korporasi.
Aliran Modal Mulai Masuk Lagi
Lebih lanjut, Erwin mengungkapkan bahwa aliran modal asing ke pasar keuangan domestik mulai menunjukkan perbaikan.
Meskipun outflow masih tercatat, terutama di pasar saham, arus modal keluar kini mulai melambat.
Baca Juga: Bank Indonesia Turunkan Outstanding SRBI, Agar Likuiditas Diserap Masyarakat
"Outflow sudah mulai mereda dan tidak terus membesar. Bahkan pada beberapa lelang terakhir, kami melihat adanya capital inflow yang signifikan di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," ungkapnya.
Ia menambahkan, pada lelang terakhir, komposisi kepemilikan asing dalam instrumen yang dimenangkan cukup besar.
Hal ini menjadi indikator awal bahwa kepercayaan investor mulai pulih.
“Ke depan, BI akan terus memastikan ketersediaan instrumen yang memadai, menjaga stabilitas nilai tukar, serta menjamin likuiditas rupiah tetap terjaga di pasar,” pungkas Erwin.
Selanjutnya: Cara Membeli Emas Antam dan UBS Gold Lewat Galeri 24, Pegadaian, hingga Gerai UBS
Menarik Dibaca: Amankah Konsumsi Kopi Pahit untuk Asam Lambung?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News