kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan ekonomi kuartal II capai 7,07%, Menteri Bahlil minta jangan terlena


Kamis, 12 Agustus 2021 / 14:01 WIB
Pertumbuhan ekonomi kuartal II capai 7,07%, Menteri Bahlil minta jangan terlena
ILUSTRASI. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 tumbuh hingga 7.07% year on year (yoy). Kendati begitu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta seluruh pihak untuk tidak terlena atas capaian tersebut.

“Banyak orang mengatakan jangan terlena terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II 7,07%, yoy dan 3,13% qtq, betul jangan terlena tapi harus optimistis,” kata Bahlil dalam acara bertajuk Urus Izin Tanpa Ribet yang diselenggarakan oleh Redaksi KONTAN, Kamis (12/8).

Bahlil menyampaikan bahwa 84,93% dari realisasi pertumbuhan ekonomi itu disumbang dari sisi pengeluaran yakni konsumsi rumah tangga dan investasi. Keduanya, punya keterkaitan yang erat untuk mendorong perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin dorong penciptaan ekosistem UMKM yang berkesinambungan

Laporan BPS memerinci pada kuartal II-2021, konsumsi rumah tangga dan investasi masing-masing tumbuh 5,93% dan 7,54% secara tahunan.

“Potret pertumbuhan ekonomi kuartal II yang dikontribusikan konsumsi rumah tangga dan investasi. Bicara konsumsi maka terkait daya beli masyarakat yang ujungnya kepastian pendapatan,” terang Bahlil.

Menurut Bahlil kepastian pendapatan hanya dapat terjadi, apabila terciptanya lapangan pekerjaan yang didorong oleh sektor swasta. Oleh karena itu ia meyakini bahwa implementasi Undang Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dapat menciptakan banyak peluang tenaga kerja.

Selain itu, sisi investasi dinilainya tidak akan masuk ke dalam negeri tanpa dilakukan transformasi ekonomi untuk menciptakan nilai tambah, sehingga mendukung industrialisasi dan hlirisasi.

“Semuanya butuh investasi, kita butuh kolaborasi untuk bagaimana meningkatkan tingkat kemudahan berusaha atau ease of doing business (EDOB),” ucap Bahlil.

Baca Juga: Ini kata Apindo dan Kadin soal holding ultra mikro

Di sisi lain, Bahlil menegaskan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 menunjukkan harapan terhadap pemulihan ekonomi yang lebih baik, meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir.  Bahlil menekankan agar semua pihak optimisme terhadap kinerja ekonomi.

“Saat ini dunia usaha tengah lesu, hampir semua dunia tidak hanya Indonesia, tidak mengenal negara maju, negara berkembang dan negara baru, hampir semua, Covid-19 mampu memporak-porandakan hampir semua dunia sehingga Indonesia harus mampu keluar dari tekanan akibat pandemi Covid-19”tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×