Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto
Ryan menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah bahwa realisasi PDB Q1 ini terjadi ketika pandemi Covid-19 belum begitu merasuki perekonomian Indonesia dengan kebijakan restriktif seperti work from home (WFH), social distancing, dan pembatasan sosisla berskala besar (PSBB).
“Jadi hampir pasti proyeksi PDB di uartal 2 cenderung akan lebih rendah (berkisar 1,5%) dibanding realisasi kuartal 1,” Tegasnya, Selasa (5/5).
Untuk itu di sisa dua bulan terakhir di kuartal 2 ini, Ryan meminta agar pemerintah harus fokus pada upaya mempertahankan daya beli masyarakat, terutama mereka yang terdampak Covid-19 sehingga terpaksa kehilangan pekerjaan atau dirumahkan tanpa digaji untuk sementara waktu.
Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi lesu, CORE desak pemerintah turunkan harga BBM, listrik, dan gas
Selain itu, pemerintah juga harus meningkatkan program bantuan darurat ke kalangan pengusaha, utamanya UMKM, sehingga kegiatan perekonomian masih ada yang bergerak.
“Penyaluran dana bansos dan sejenisnya ke warga masyarakat yang terpapar Covid-19 harus dipercepat supaya kegiatan KRT tetap berlanjut untuk menopang PDB di kuartal 2 dan seterusnya,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News