Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan semakin membaik daripada tahun-tahun sebelumnya. Beberapa ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa melesat melampaui target yang dipatok pemerintah pada posisi 6,4%.
Ekonom Royal Bank of Scotland (RBS) Lim Su Sian menilai, produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh sebesar 6,6% sepanjang tahun 2011. Dia meramalkan, pada kuartal I tahun ini, perekonomian Indonesia bisa tumbuh hingga menyentuh level 6,8%. Sementara itu, pada kuartal II diperkirakan mampu tumbuh sekitar 6,6%, kuartal III mencapai 7%, dan pada kuartal IV tumbuh 6%.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi ditandai dengan menguatnya permintaan domestik. Dia meyakini bahwa ekonomi Indonesia tetap kuat ditengah gejolak harga minyak dan harga pangan dunia.
Ia mencontohkan, pada 2008 lalu ketika harga minyak yang naik berlipat ganda dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat mencapai titik terendah selama 12 tahun, Indonesia terbukti mampu mempertahankan PDB sebesar 6%. “Kokohnya pondasi perekonomian Indonesia sangat membantu secara signifikan dalam menghadapi kenaikan harga minyak,” katanya dalam diskusi Economic Outlook Indonesia 20111 Chalengges, Selasa (8/3).
Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa pun sependapat. Purbaya menyebutkan, pada kuartal I ekonomi diperkirakan tumbuh 6,8%, dan kuartal II sebesar 6,3%, kuartal III mencapai 6,2%, dan kuartal IV akan berada pada level 6,3%.
Dengan demikian, Purbaya mengatakan, sepanjang tahun ini ekonomi bisa tumbuh di atas 6%. “Secara keseluruhan 6,4% itu tercapai. Konsumsi masyarakat masih cukup kuat. Sejauh ini pun belum ada gangguan yang terlihat di depan mata, kecuali tekanan inflasi,” ucapnya.
Selain didorong pertumbuhan sektor konsumsi, Purbaya menduga investasi mampu tumbuh hingga 13% dan ekspor tumbuh 12%. “Kalau pemerintah betul bisa membangun infrastruktur lebih baik, pertumbuhan ekonomi akan tumbuh lebih cepat,” terangnya.
Pengamat ekonomi UGM Anggito Abimanyu menilai, gejolak perekonomian global akan tetap berpengaruh pada perekonomian nasional. Namun, ia meyakini, pemerintah bisa bertahan dengan melakukan penyesuaian pada sektor yang tumbuh.
Sebab, dia menilai, kenaikan harga minyak dan harga pangan tidak selalu berdampak negatif pada perekonomian nasional. “Ekspor kita akan dapat manfaat juga dari naiknya harga komoditas, tapi untuk prediksi pertumbuhan kuartal I saya tidak tahu,” singkatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News