kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksi Capai 5% pada 2022, Ini Faktor Penopangnya


Selasa, 19 April 2022 / 17:20 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksi Capai 5% pada 2022, Ini Faktor Penopangnya
ILUSTRASI. Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksi Capai 5% pada 2022, Ini Faktor Penopangnya.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Center of Reform on Economics (Core) Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2022 akan mencapai 4,5%-5%. Sepanjang tahun 2022 pertumbuhan ekonomi bisa berada di rentang 4%-5%.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan banyak ditopang oleh kinerja ekspor dan impor. Dorongan ekspor meningkat karena harga komoditas yang sedang meroket.

“Tahun ini ekspor-impor masih akan menjadi penyumbang utama bagi pertumbuhan ekonomi kita. Ini trennya sudah terjadi di paruh ke 2 2021,” katanya dalam agenda CORE Quarterly Review 2022: Menghadang Inflasi Menuju Kondisi Pra-Pandemi, Selasa (19/4).

Tercatat pada Maret 2022, nilai ekspor Indonesia tembus US$ 26,50 miliar, nilai tersebut menjadi yang terbesar sepanjang sejarah. Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, kinerja ekspor meningkat sebesar 29,42% secara bulanan dan meningkat 44,36% secara tahunan.  

Baca Juga: BI Proyeksikan Transaksi Digital Banking Bisa Capai Rp 51.729 Triliun di Akhir 2022

Peningkatan ekspor juga membuat neraca perdagangan RI pada Maret 2022 surplus sebesar US$  4,53 miliar.

Sementara itu, Impor juga diperkirakan meningkat tahun ini sejalan dengan pemulihan ekonomi domestik yang mulai membaik. Pada Maret 2022, meningkat menjadi US$ 21,97 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan baik impor minyak dan gas (migas) maupun impor non migas.

“Dorongan impor ini meningkat selain karena volume, juga karena faktor harga minyak yang naik,” jelasnya.

Selain itu, konsumsi domestik juga akan turut menyumbang ke pertumbuhan ekonomi tahun ini. Menurutnya, konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2022 sudah lebih ringan dibandingkan konsumsi rumah tangga pada kuartal III 2021, walau belum sepenuhnya pulih.

Baca Juga: BI Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan Kredit di Kisaran 6%-8% Pada 2022

Kemudian, pertumbuhan ekonomi tahun ini juga akan dipengaruhi oleh faktor dari basis pertumbuhan ekonomi yang rendah (low base effect) dari pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 yang  terkontraksi 0,74%.

Adapun, Faisal mengatakan kondisi konsumsi rumah tangga yang belum signifikan saat ini, bisa bisa dihantam oleh tingkat inflasi yang meroket akibat kenaikan harga komoditas.

Faktor lain, adanya kenaikan harga komoditas unggulan yang mempengaruhi tingginya net ekspor Indonesia juga diperkirakan menurun di semester II  2022. Sehingga, akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×