Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah merespons proyeksi Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang kembali menurunkan proyeksinya pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% pada 2019 dan 2020 turun dari proyeksi pada bulan Mei yang 5,1%.
Pemerintah menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia, meskipun tertekan pelemahan ekonomi global, tapi tidak serendah proyeksi OECD.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir tak menepis kondisi perekonomian dunia yang makin tertekan. OECD pun menggunting proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi hanya 2,9% di akhir tahun nanti.
Baca Juga: Menko Darmin sepakat saran OECD dorong bauran kebijakan perekonomian
“Wajar kalau proyeksi pertumbuhan ekonomi secara global menurun,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (20/9).
Kendati begitu, Iskandar menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia mestinya tak serendah yang diramalkan OECD. Ia masih meyakini, PDB masih mampu tumbuh pada kisaran 5,1% hingga 5,2% tahun ini.
“Pertumbuhan itu berasal dari konsumsi domestik, walaupun memang ekspor menurun,” tuturnya.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga di dalam negeri yang relatif stabil kuat, menurut Iskandar, masih mampu menopang laju pertumbuhan.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah terus berupaya meracik bauran kebijakan ekonomi untuk mengatasi dampak perlemahan ekonomi global saat ini.
Baca Juga: BI: Pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2019 masih dijaga oleh konsumsi rumah tangga
Ia meyakini, berbagai kebijakan baik fiskal maupun moneter, serta kebijakan untuk memperbaiki ekosistem investasi yang sedang direncanakan pemerintah saat ini dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
“Pemerintah sedang menyiapkan, paling tidak kita sedang siapkan Omnibus Law untuk perizinan dan satu lagi untuk fiskal (perpajakan). Lihat saja nanti substansinya,” tandas dia.
Adapun, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih dapat mencapai 5,1%.
Kebijakan menurunkan tingkat suku bunga acuan untuk ketiga kalinya sepanjang tahun ini kemarin, Kamis (19/9), serta bauran kebijakan makroprudensial lainnya, diyakini Perry mampu mendorong pertumbuhan, sekaligus menjadi langkah pre-emptive terhadap pelemahan ekonomi dan perdagangan dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News