Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rumah Kebangsaan kembali menyelenggarakan Arifin Panigoro (AP) Dialog dengan tema “Indonesia’s Sustainable Growth 2023: Survival Amid Global Uncertainties”.
Dialog tersebut menghadirkan Heriyanto Irawan, Managing Director PT. Verdhana Sekuritas dan George Westerman dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Dalam keterangan yang diterima KONTAN, Selasa (14/3), AP Dialog tersebut membahas bagaimana ekonomi Indonesia dapat bertahan dan tumbuh di tengah-tengah ketidakpastian global. Yakni dengan menekankan pada persiapan bisnis sumber daya untuk menghadapi krisis, penyesuaian kebijakan untuk meredam dampak dari krisis global, dan mengidentifikasi potensi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Pada kegiatan AP Dialog seri keempat kali ini, Rumah Kebangsaan berkolaborasi dengan Pijar Foundation.
Diskusi dibuka dengan pemaparan dari Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengenai capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 dan target untuk tetap mempertahankan angka pertumbuhan ekonomi di atas 5%.
Menteri Teten juga menyampaikan topik AP Dialog pada hari ini yaitu tentang bagaimana Indonesia bisa menavigasi dirinya untuk menghadapi turbulensi global.
Baca Juga: Jangan Khawatir Indonesia Resesi di 2023, Ini Penjelasan Ekonom
Pemaparan dilanjutkan oleh George Westerman yang menyampaikan empat kunci inovasi untuk meningkatkan kapasitas SDM maupun bisnis untuk menghadapi turbulensi ekonomi global. Yakni yang pertama, inovasi tidak hanya berbicara teknologi atau digitalisasi, namun juga mencakup sumber daya manusia dan talenta.
Kedua, memacu semangat inovasi untuk belajar dan tidak takut pada kegagalan. Ketiga, fokus untuk mengembangkan talenta. Keempat, transformasi proses berbasis konteks.
Heriyanto menuturkan bahwa kondisi rupiah juga menjadi kunci Indonesia menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi ditengah gejolak global karena transmisi resiko dari luar dapat dengan mudah dinetralkan. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang asing dipengaruhi oleh kepercayaan industri pada ekonomi dan transformasi yang terjadi.
Ia mengambil contoh dari industri pertambangan sektor nikel yang telah mengalami transformasi kebijakan dengan penerapan hilirisasi yang telah terbukti memperkuat ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Selain itu, Indonesia sebutnya juga memiliki keunggulan karena bisa menjadi penyeimbang antara supply dan demand serta perubahan harga yang tercermin dari keberadaan beberapa komoditas.
Dengan kondisi tersebut, ia berharap pemerintah terus mendukung pihak-pihak yang ingin berinovasi dengan berbagai insentif kebijakan. Ini supaya semakin banyak orang yang tertarik berpartisipasi mencari jalan dalam menavigasikan perekonomian dari ketidakpastian global.
George sependapat bahwa penguatan nilai ekonomi melalui inovasi tidak hanya tergantung dari sumber daya alam atau teknologi, tetapi juga investasi terhadap sumber daya manusianya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News