kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.319   -39,00   -0,24%
  • IDX 6.615   -134,18   -1,99%
  • KOMPAS100 974   -23,08   -2,32%
  • LQ45 754   -15,86   -2,06%
  • ISSI 207   -4,86   -2,30%
  • IDX30 391   -8,88   -2,22%
  • IDXHIDIV20 472   -10,22   -2,12%
  • IDX80 110   -2,48   -2,20%
  • IDXV30 116   -2,74   -2,31%
  • IDXQ30 128   -3,11   -2,37%

Pertumbuhan bergantung pada belanja pemerintah


Jumat, 24 Februari 2017 / 19:59 WIB
Pertumbuhan bergantung pada belanja pemerintah


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 hanya 5%-5,1%. Meskipun, bank sentral tetap mempertahankan target pertumbuhan hingga 5,4%. 

Ekonom Samuel Asset Management, Lana Soelistianingsih menilai wajar dengan prediksi BI. Dia menjelaskan, ekonomi Indonesia terutama bergantung pada konsumsi rumah tangga. Pada tahun lalu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya berkisar 4,9%-5%. 

Karena itu, pemerintah perlu mengerek sumber pertumbuhan lain yaitu, belanja pemerintah dan swasta. Namun, kontribusi pemerintah tergantung pada penerimaan pajak. 

"Pengeluaran pemerintah bisa maksimal kalau penerimaannya juga maksimal sesuai target," kata Lana pada KONTAN, Jumat (24/2).

Dia berharap, pemerintah tidak lagi memotong anggaran karena penerimaan pajak tak terpenuhi.

"Ada kekhawatiran pemerintah di tengah jalan akan melakukan pemangkasan. Kalau pemangkasan dilakukan, bisa membuat belanja negara tak maksimal," cetus Lana.

Andaikata pemerintah harus memangkas anggaran, dia bilang, anggaran belanja yang ada harus terserap maksimal. 

"Pemerintah punya ruang, terkejar atau tidak pendapatannya . Tapi kalau pemerintah yang lebih realistis, tak apa memangkas anggaran, selama anggarannya itu bisa tercapai 100% itu sudah lumayan," tutur Lana.

Selain memaksimalkan belanja, Indonesia butuh penanaman modal swasta, baik domestik atau asing untuk mendorong pertumbuhan. 

Untuk investasi asing, Lana memaklumi masih ada keraguan investor sambil menunggu naik atau tidak suku bunga Amerika Serikat Feseral Reserves (The Fed).

"Kalau PMA (penanaman modal asing) likuiditas global saat ini cenderung akan tertahan karen bank di luar negeri lagi menunggu The Fed naikin suku bunga atu tidak," imbuh Lana.

Namun Lana bilang, investasi domestik masih bisa dibantu dari Badan Usah Milik Negara (BUMN) atau investasi daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×