Reporter: Abdul Basith | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permasalahan data masih menjadi hambatan bagi industri perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) atau e-commerce. Berbagai industri dinilai masih tertutup dalam menyampaikan data.
Hal itu membuat analisis terhadap perkembangan e-commerce di Indonesia menjadi terhambat. "Kendalanya resistensi sangat kuat dan minim respon," ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sri Soelistyowati, Rabu (3/10).
Sri menjelaskan, sangat sulit untuk berkomunikasi dengan platform e-commerce. Dari target awal 79 platform, pada 13 September lalu yang sudah menyampaikan data ke BPS hanya 17 pelaku usaha.
Data yang diberikan pun diakui oleh Sri tidak dengan kualitas yang sama. Sri bilang platform marketplace tidak mengisi nilai transaksi sementara platform transportasi hanya mengisi data jumlah driver. "Platform sangat menjaga kerahasiaan data, beberapa mensyaratkan perjanjian kerahasiaan atau Non Disclosure Agreement (NDA)," terang Sri.
Atas masalah tersebut Sri meminta Kementerian dan Lembaga (K/L) mendukung BPS dengan mendorong platform memberikan data. BPS juga meminta pelaku usaha menyampaikan data sesuai kuesioner.
BPS pun menyatakan siap bila harus membuat perjanjian NDA. Pasalnya selama ini hal tersebut terus menjadi masalah bagi tim hukum BPS dengan tim legal dari platform.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News