kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persiapan umrah, pemerintah matangkan konsep integrasi Siskopatuh dan PeduliLindungi


Kamis, 14 Oktober 2021 / 16:00 WIB
Persiapan umrah, pemerintah matangkan konsep integrasi Siskopatuh dan PeduliLindungi


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama terus mematangkan proses persiapan penyelenggaraan ibadah umrah 1443 H. 

Persiapan tersebut antara lain terkait pembukaan akses data sertifikat vaksin jemaah umrah dalam aplikasi PeduliLindungi. Serta integrasi aplikasi Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Siskopatuh) dengan aplikasi PeduliLindungi.

Kedua hal tersebut dibahas bersama oleh Tim Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus, Sistem Informasi Haji dan Umrah (Sihdu), Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), serta tim Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes.

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Nur Arifin mengatakan, integrasi Siskopatuh dan PeduliLindungi diperlukan dalam rangka menyesuaikan dengan kebutuhan informasi data dalam sistem aplikasi yang dikembangkan Arab Saudi.

"Saudi membutuhkan data jemaah umrah, baik yang terkait kesehatan maupun pemaketan layanan umrah. Sehingga perlu ada upaya integrasi data dalam PeduliLindungi dan Siskopatuh," ujar Nur Arifin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/10).

Baca Juga: Meski masih pandemi, wacana kembali dibukanya umrah dapat sambutan positif

Menurutnya, data Siskopatuh berisi informasi tentang penyelenggaraan ibadah umrah. Antara lain, nama jemaah, tanggal lahir, nomor paspor, PPIU, dan paket layanan umrah. Sedang data PeduliLindungi mencakup data kesehatan, khususnya vaksin dan hasil PCR.

"Kedua sistem ini dalam proses integrasi agar bisa ditampilkan saat diakses melalui QR Code," ujar Arifin.

Kasubdit Sihdu, Hasan Affandi menambahkan, ada tiga opsi yang didiskusikan terkait skema penggunaan QR Code. Pertama, QR Code PeduliLindungi dicetak lalu ditempel di kartu umrah.

Kendalanya, ada potensi salah tempel QR Code jemaah. Jika itu terjadi, maka data yang muncul akan berbeda dengan dokumen jemaah. "Model ini digunakan oleh jemaah asal Nigeria," ucap dia.

Kedua, QR Code Siskopatuh ditempel di kartu vaksin jemaah yang telah dicetak. "Pada opsi ini, jemaah harus mencetak kartu vaksin. Model ini digunakan jemaah asal Qatar dan Bangladesh," jelas dia.

Opsi ketiga, menyiapkan QR Code tunggal di kartu umrah. "QR Code itu akan menampilkan data kesehatan sekaligus data layanan umrah jemaah," tutur Hasan.

Selanjutnya: Kementerian Agama membentuk tim manajemen krisis penyelenggaraan haji dan umrah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×